Suara.com - Banjir menjadi problem yang sering muncul di berbagai kota besar di Indonesia, seperti Jakarta. Oleh karena itu tak jarang para pemilik mobil punya problem seperti knalpot kemasukan air ketika terjadi banjir.
Masalah knalpot mobil kemasukan air ini kerap terjadi ketika pemilik mobil memutuskan untuk menerobos jalanan yang tergenang banjir. Imbasnya, tak menutup kemungkinan mobil bakal tiba-tiba mogok di tengah perjalanan.
Namun seperti dikutip dari Nissan Indonesia, knalpot mobil kemasukan air sebenarnya bukan masalah besar, karena air tidak akan bisa masuk ke dalam mesin.
![Ilustrasi knalpot mobil. [Shutterstock]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2018/06/25/30790-knalpot-mobil.jpg)
Keberadaan air dalam knalpot bisa mengganggu kinerja mesin, namun tak merusaknya secara langsung. Alih-alih masuk ke mesin, air banjir bakal tertampung pada bagian catalytic converter yang berfungsi menyaring gas buang.
Air yang menumpuk pada catalytic converter, memang akan menyulitkan untuk menyalakan mesin. Namun, seiring pemakaian, genangan air di bagian tadi, akan berubah menjadi uap.
Akan tetapi problem yang lebih besar dan perlu menjadi perhatian bukan pada bagian knalpot, melainkan sistem kelistrikan mobil dan mesin.
Sistem kelistrikan mobil, biasa disebut dengan nama Electronic Control Unit (ECU) biasanya berada di dua lokasi, yakni kabin atau ruang mesin.
Ketika memutuskan untuk menerjang banjir, pastikan terlebih dulu bahwa posisi ECU lebih tinggi dibandingkan permukaan air. Sehingga risiko terjadinya korsleting akibat komponen listrik yang terkena air bisa ditekan.
Selain itu, perhatikan juga komponen listrik lainnya seperti alternator, soket, sekring, injektor, kabel, serta relay.
Baca Juga: Brand Tuan Rumah Dominasi Pasar Mobil Listrik China, Apa Kabar Merek Asing?
Biasanya, komponen-komponen ini memang telah dilengkapi perlindungan agar terhindar dari air. Namun pastikan secara langsung bahwa kondisi komponen listrik baik-baik saja setelah banjir.