Suara.com - Bicara soal produk otomotif, China menjadi pasar mobil terbesar dunia. Bak magnet, perusahaan-perusahaan asing kenamaan pun membuka cabang di negeri ini. Mulai General Motors, Toyota, Ford Motor Company, hingga Tesla Incorporation membangun pabrik agar bisa turut mereguk keuntungan.
Dikutip kantor berita Antara dari Automobility pada Rabu (12/1/2022), pasar Electric Vehicle (EV) atau mobil listrik China menunjukkan pertumbuhan yang sangat kuat.
Bagaimanakah peta sebarannya?
Sebagian besar pembuat mobil asing telah tertinggal dari rekan-rekan mereka di China dalam merancang smart car yang menarik.
Baca Juga: Penjualan Mobil Listrik Seri Volkswagen ID di China Bakal Diperbanyak
Pasar sekarang didominasi oleh merek China, dipimpin BYD dan Wuling, bagian dari grup General Motors akan tetapi merek lokal.
Sementara Tesla berada di peringkat tiga, yang merupakan satu-satunya merek asing di antara 10 besar.
"Anda tidak akan melihat Volkswagen. Pemain seperti Volkswagen, General Motors, sampai Toyota telah tertinggal jauh dalam pertarungan EV pintar China," jelas Bill Russo, kepala konsultan Automobility di Shanghai.
Sekitar 15 persen dari semua mobil penumpang yang dibeli di China tahun lalu hingga November adalah mobil listrik baterai atau hybrid listrik plug-in, demikian dipaparkan Bill Russo.
Pada November 2021, penjualan mobil listrik menyumbang 21 persen dari keseluruhan penjualan mobil penumpang China.
Baca Juga: Rivian Automotive 2021: Penjualan Belum Penuhi Target Terkait Rantai Pasokan
Tidak berhasilnya berbagai brand asing menembus 10 besar produsen otomotif di China ini telah melahirkan sederet strategi dan langkah antisipasi.
Antara lain, seperti dikutip kantor berita Antara dari Reuters adalah yang dilakukan Grup Volkswagen.
Salah satu raksasa Jerman yang menaungi berbagai merek seperti Audi, Lamborghini, serta Porsche itu bermaksud menggandakan produksi mobil listrik seri Volkswagen ID.
Hanya, keputusan ini bisa berubah bila pasokan chip semikonduktor masih mengalami kendala seperti yang terjadi sejak tahun lalu akibat pandemi COVID-19.