Suara.com - Pada Minggu (9/1/2022) sore, terjadi banjir bandang yang menimpa kawasan Perumahan Bumi Mangli Permai di Kelurahan Mangli, Kabupaten Jember, Jawa Timur. Sebuah video viral memperlihatkan ada seorang lelaki yang seolah tengah berenang hendak menggapai mobilnya yang terbawa arus luapan air.
Dikutip dari kantor berita Antara, padahal sejatinya bukan demikian kondisinya. Oky Octavianus, sosok di tayangan video itu justru tengah menyelamatkan diri agar tidak terbawa banjir bandang, setelah ia berpegangan pada seatbelt atau sabuk pengaman di bagian belakang mobil, lalu keluar dari pintu bagasi.
Oky Octavianus adalah warga Perumahan Mangli Residence yang hendak melihat kondisi rumah orang tuanya yang berada di Perumahan Bumi Mangli Permai karena mendapat kabar bahwa terjadi banjir bandang di wilayah setempat.
Saat ditemui di rumah orang tuanya di Perumahan Bumi Mangli Permai Blok FA-15 pada Senin (10/1/2022), Oky menceritakan bahwa ia mendengar kabar tentang banjir bandang yang menerjang kawasan Mangli. Situasi ini menggerakkannya seulang kantor langsung menuju rumah orang tuanya untuk tindakan penyelamatan.
Baca Juga: Lahirkan Sampanye Nuansa Otomotif, Bugatti Gunakan Serat Karbon untuk Botolnya
Saat hendak masuk ke kawasan perumahan, banyak kendaraan yang antre, sehingga ia putar balik mencari jalan alternatif lain menuju ke perumahan karena ketinggian air masih bisa dilalui kendaraannya.
"Saya tetap kepikiran orang tua di rumah, sehingga terus menerobos banjir yang perlahan-lahan airnya mulai naik hingga sepinggang orang dewasa dan mobil terseret arus banjir bandang ke dalam perumahan," katanya.
Oky berusaha tetap tenang di dalam mobil sambil memikirkan cara keluar saat mobilnya hanyut terbawa banjir bandang yang cukup deras. Ia masih sempat menyelamatkan sejumlah barang berharga dan dokumen penting di dalam mobilnya.
Ia kemudian berusaha membuka pintu mobil di samping kiri, namun tidak bisa karena tertahan derasnya banjir bandang yang cukup kuat dan mobilnya terus hanyut terbawa banjir.
Saat mobilnya terombang-ambing arus banjir bandang, Oky berusaha berpegangan pada seatbelt di bangku belakang dan mendobrak pintu bagasi mobil dan akhirnya terbuka, sehingga langsung keluar melalui pintu bagasi dan menutupnya kembali.
Baca Juga: Pertemuan Menperin RI dan METI Jepang Perkuat Kerja Sama Industri Otomotif
"Cukup lama saya berada di dalam mobil saat hanyut terbawa banjir bandang yakni sekitar 30 menit. Namun saya sempat menelpon istri untuk mengabarkan bahwa saya terjebak dalam mobil," katanya.
Setelah berhasil keluarl, Oky berjalan mengikuti arus air berdasarkan pengalamannya yang pernah mendapat latihan SAR saat ikut organisasi pencinta alam waktu masih SMA.
Bapak satu anak itu berusaha tidak melawan arus air saat berjalan menerobos banjir karena hal itu akan membuatnya hanyut dan tidak terkendali, sehingga di video yang viral itu terlihat ia seperti mengejar mobilnya yang terbawa arus air, padahal berusaha menyelamatkan diri dengan mengikuti arus banjir bandang.
Ia mencoba meraih apa saja yang ada di sepanjang jalan yang berubah menjadi sungai dan beruntung ada warga lain di tepi yang berusaha menggapai tangannya, sehingga berhasil menyelamatkan Oky dari derasnya arus banjir.
Mobilnya terus terseret banjir bandang dan baru berhenti setelah menabrak tiang listrik dan sebuah pagar rumah warga hingga menyebabkan kaca belakang mobilnya pecah dan air masuk ke dalam mobil.
Oky bersyukur bisa selamat dari terjangan banjir bandang setinggi 1 m lebih dan mobilnya juga berhasil dievakuasi oleh warga setelah kondisi air mulai berkurang di kawasan Perumahan Bumi Mangli Permai Jember.
Istri Oky, Nur Laila Wahyuningtyas menyatakan khawatir saat suaminya menelpon mengabarkan kalau terjebak di dalam mobil yang hanyut terbawa arus banjir bandang.
Setelah beberapa menit berkomunikasi, tiba-tiba telepon suaminya terputus, sehingga membuatnya panik dan bergegas menuju ke tempat suaminya terjebak banjir bandang dalam kondisi masih hujan deras.
Perempuan yang biasa dipanggil Ella itu berusaha masuk ke Perumahan Bumi Mangli Permai, meskipun sejumlah warga melarangnya karena ketinggian air mencapai 130 cm, sehingga membahayakan keselamatannya.
Ia berusaha mencari jalan yang tidak tergenang banjir, sehingga nekat naik ke pagar yang agak tinggi dan melompati selokan menuju ke perumahan dengan bantuan beberapa warga yang menolongnya melewati pagar tersebut.
"Saya panik karena tidak ada kabar lagi dari suami. Banjir di perumahan perlahan-lahan mulai berkurang dan nekat mencari suami saya dan akhirnya ketemu," ujarnya.
Berdasarkan data BPBD Jember, banjir merendam sebanyak 543 rumah dengan 1.882 jiwa, mengakibatkan satu rumah rusak sedang, dan empat fasilitas umum rusak terdampak banjir bandang, serta tiga korban meninggal dunia karena hanyut di sungai (pasangan suami istri) dan satu orang mengalami kedinginan (hipotermia).
Banjir bandang menerjang tiga kecamatan yakni Kecamatan Kaliwates, Rambipuji, dan Panti, namun rumah warga yang terendam banjir bandang hanya di Kecamatan Kaliwates dan Rambipuji, sedangkan di Kecamatan Panti tercatat tiga korban meninggal dunia.
Bupati Jember Hendy Siswanto mengatakan penyebab banjir bandang yang menerjang perumahan di kawasan Kelurahan Mangli karena timbunan sampah dan adanya pendangkalan sungai. Juga sedimen atau endapan sungai yang tinggi, sehingga tidak mampu menampung debit air yang banyak hingga meluap ke permukiman.
Ia mengimbau kepada seluruh warga Jember untuk senantiasa menjaga kebersihan di musim hujan, terutama memastikan saluran air tidak tersumbat dan tidak membuang sampah ke sungai yang dapat berdampak menjadi sebuah bencana.