Produsen Bahan Bakar Mulai Pasang 'Kuda-Kuda' untuk Memproduksi Hidrogen, Ini Kendalanya

Cesar Uji Tawakal Suara.Com
Jum'at, 07 Januari 2022 | 18:00 WIB
Produsen Bahan Bakar Mulai Pasang 'Kuda-Kuda' untuk Memproduksi Hidrogen, Ini Kendalanya
Ilustrasi SPBU.[Unsplash/Sophie Jonas]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pada 1 Desember 2021, muncul kabar bahwa Kawasaki dan Yamaha bergabung untuk mengembangkan dan memproduksi motor dengan mesin hidrogen.

Bukan tidak mungkin bahwa di masa yang akan datang, akan ada lini motor MT (Yamaha) atau Z (Kawasaki) yang ditenagai oleh bahan bakar hidrogen.

Dilansir dari Rideapart, geliat kemajuan kendaraan berbahan bakar hidrogen kian terasa usai perusahaan gas dan minyak mulai membangun infrastruktur untuk mendukung kendaraan tersebut.

Toyota dan Hyundai sudah menawarkan secara massal untuk menghasilkan kendaraan listrik sel bahan bakar (FCEV), tetapi arah produksi hidrogen saat ini berada di persimpangan jalan.

Baca Juga: Polisi Kejar Terduga Pelaku Pembunuhan Sadis Anggota Geng Motor di Bandung Barat

Saat ini, lebih dari 98 persen bahan bakar hidrogen diproduksi dengan proses yang disebut steam methane reforming.

Praktek ini mengharuskan produsen untuk memanaskan metana atau batubara dengan uap untuk mengekstraksi H2.

Motor berbahan bakar hidrogen yang tengah dikembangkan Yamaha dan Kawasaki (Rideapart)
Motor berbahan bakar hidrogen yang tengah dikembangkan Yamaha dan Kawasaki (Rideapart)

Langkah ini layak dilakukan lantaran hidrogen 2,6 kali lebih padat energi daripada gas alam.

Ketika digunakan sebagai sumber bahan bakar, hidrogen hanya mengeluarkan uap air, tetapi produksi hidrogen jauh lebih berbahaya bagi lingkungan.

Untuk membantu mengimbangi dampak tersebut, banyak perusahaan gas dan minyak berinvestasi dalam produksi hidrogen biru karena ketergantungan pada gas alam.

Baca Juga: Polisi Ringkus 2 Pencuri Motor Milik Inem Petugas Kebersihan di Medan

Proses "hidrogen biru" memisahkan hidrogen dalam gas dari karbon sehingga produsen dapat menangkap dan menyimpannya.

Sebaliknya, produksi "hidrogen hijau" menggunakan proses yang disebut elektrolisis, yang memisahkan atom hidrogen dan oksigen.

Namun, cara ini memaksa perusahaan untuk mengandalkan peralatan khusus.

“Hidrogen hijau pada dasarnya terkait dengan seberapa murah Anda dapat menghasilkan listrik bersih dan seberapa murah Anda dapat memproduksi elektroliser,” jelas analis kebijakan Inovasi Energi Daniel Esposito.

Terlepas dari rintangan tersebut, proyek hidrogen hijau telah tumbuh lima kali lipat dalam lima tahun terakhir.

Analis memperkirakan 350 proyek yang dijadwalkan hingga 2030 akan menerima 500 miliar dolar AS dalam bentuk subsidi dan pembiayaan.

“Mengingat tingkat kebijakan eksplisit, korporat, dan dukungan sosial yang telah berkembang pada tahun 2020, hidrogen hijau akan berhasil meningkatkan skala dan mewujudkan penurunan biaya produksi yang besar,” klaim perusahaan konsultan energi WoodMcKenzie.

“Mengingat skala yang telah kita lihat sejauh ini, tahun 2020 kemungkinan akan menjadi dekade hidrogen.”

Hanya waktu yang akan menentukan apakah hidrogen biru atau hijau memberi kekuatan pada calon sepeda motor Yamaha dan Kawasaki, tetapi perusahaan gas dan minyak harus banyak mempertimbangkan sebelum melakukan proses untuk masa depan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI