Suara.com - Nyanyian selamat datang penuh semangat meluncur dari bibir-bibir mungil para murid Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Melur Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Mereka tampak bergirang hati dikunjungi beberapa pengurus Kampung Berseri Astra atau KBA RW06 Kebon Jeruk bersama Suara.com.
Ibu Eli, Kepala Sekolah PAUD Melur dan Pokja 1 bidang Pendidikan merangkap salah satu guru anak-anak itu menyambut penuh semangat. Di balik maskernya samar terlihat garis senyum di kedua belah pipinya.
Ini adalah bulan keempat ia mengawal para murid berusia dua setengah hingga enam tahun untuk pertemuan tatap muka, setelah hampir dua tahun PAUD ini vakum dari kegiatan belajar-mengajar karena pandemi COVID-19.
Baca Juga: Bertandang ke Kampung Berseri Astra Kebon Jeruk dan PAUD Melur
Lokasi sekolah PAUD Melur hasil Pemanfaatan Tanah Pekarangan (PTP)
Sebelum virus Corona mengubah berbagai kebiasaan sekaligus memutus serangkaian rutinitas, PAUD Melur, seperti dituturkan Ibu Eli, memiliki murid tak kurang dari 60 anak. Saat itu lokasinya beralamat di Taman Melur, Jalan Raya Kebon Jeruk No.2, RT02/RW06, Sukabumi Utara, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Sayangnya, dalam kondisi pandemi COVID-19 atap bangunan sekolah PAUD roboh. Sementara di sisi lain penerapan protokol kesehatan atau prokes juga tidak mengizinkan para pengajar dan para murid bertatap muka.
"Beberapa kali kami mendapat pertanyaan dari para orangtua: kapan sekolah dibuka kembali. Saya jelaskan tentang kondisi masih lockdown, tidak boleh terjadi kerumunan, dan protokol kesehatan sehingga kita semua mesti menunggu sampai situasi aman," tukas Ibu Eli.
Dari lokasi belajar-mengajar yang belum bisa digunakan itu, empat bulan lalu PAUD Melur membuka kelas mungil semi terbuka dekat di tepian sungai.
Baca Juga: Banjir Pun Tak Kuasa Menggulung Ketangguhan Kampung Berseri Astra Pinang
Tampak ayunan besi, bermacam permainan, buku-buku perpustakaan sampai papan tulis yang didapatkan dari Grup Astra. Para murid duduk, berdiri, dan bermain di atas lantai beralaskan karpet karet motif abjad yang bisa mereka hapalkan.
Letak PAUD Melur yang baru ini unik. Berdiri di area yang memenangkan lomba Pemanfaatan Tanah Pekarangan (PTP) sebagai wakil Kelurahan Kebon Jeruk yang terdiri dari 13 RW.
"Dahulu lokasi ini adalah tempat sampah sampai pembuangan puing. Lalu diubah menjadi bangunan yang bisa digunakan untuk lokasi PAUD," ungkap Ibu Joyce.
Di PAUD Melur, Ibu Eli dibantu seorang guru lagi, Ibu Salsa. Mereka mengasuh murid yang berjumlah di bawah 15 anak untuk saat ini.
Padahal, sebelum pandemi COVID-19 melanda, jumlah siswa mencapai 60 anak. Masing-masing RT di lingkungan RW06 Kebon Jeruk memiliki warga yang menyekolahkan anaknya di situ. Bahkan warga dari kampung-kampung sekitar yang ingin menyekolahkan anak mereka di PAUD Melur juga ditampung.
"Saat pendidikan prasekolah ini kami buka kembali, orangtua dan murid sama-sama antusias. Selama ini mereka berada di rumah terus karena pandemi. Di sini kami ajarkan bagaimana berteman, juga banyak bermain sehingga bisa bersosialisasi dengan kawan-kawannya di sini," jelas Ibu Eli.
Adapun sistem pengajarannya, murid diantar orangtua lalu ditinggal, durasi sekolah dua jam, biasanya dimulai pukul 08.00 WIB dan berakhir 10.00 WIB. Mereka juga mendapatkan makanan yang disiapkan sekolah, seperti sop daging yang ditunjukkan Ibu Susi Suntu, istri dari Ketua RT02 RW06.
Sementara untuk seragam, Senin mengenakan seragam ABRI, Rabu pakaian olah raga, dan Kamis pakai baju muslim.
"Karena masih usia anak-anak, mereka tidak bisa fokus berlama-lama. Kami harus cepat beralih, ganti permainan seperti bermain clay, lalu 15 menit ganti lagi, misalnya belajar mengenal warna, mengenal satwa, atau belajar membaca dan menulis," ujar Ibu Eli.
Jamur tiram produk andalan
Tak sebatas PAUD Melur yang baru kembali kepada aktivitas belajar-mengajar seperti masa sebelum pandemi COVID-19. Budidaya jamur tiram yang dahulu menjadi trade-mark KBA RW06 Kebon Jeruk serta memberikan keuntungan yang uangnya bisa digunakan untuk kegiatan RW06 serta mandek, kini tengah dirancang untuk bisa beroperasi lagi.
Seperti dipaparkan Ibu Joyce dan Ibu Pipit, kompleks perumahan mereka terdiri dari warga yang tergolong kelas menengah ke atas. Uniknya selalu guyup dengan rasa kekeluargaan kuat.
Salah satu contohnya saat dimulai proyek lumbung jamur tiram. Dengan berbagai latar belakang pekerjaan, kecuali petani--hal yang sangat selaras dengan usaha budidaya jamur--mereka semua belajar bersama-sama. Mulai ketidaktahuan sama sekali, akhirnya KBA RW06 Kebon Jeruk sukses menjalankan budidaya jamur tiram yang bernilai ekonomis.
KBA RW06 Kebon Jeruk berlokasi di Perumahan Sederhana Kodam Jaya Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Jumlah hunian sekitar 205 rumah, dan terdiri dari sekitar 460-an Kepala Keluarga (KK) yang sebagian adalah purnawirawan.
Perumahan dengan pepohonan hijau asri yang berlokasi di salah satu titik strategis Jakarta Barat ini menjadi sebuah Kampung Berseri Astra atau KBA pada 2015.
Pada 2018 - 2019 Astra memberikan sejumlah dana yang mereka alokasikan untuk renovasi bank sampah, lumbung jamur, dan dana UMKM yang menjadi modal pembuatan makanan untuk dijual.
KBA diinisiasi PT Astra International Tbk., sebagai bagian dari program Kontribusi Sosial Berkelanjutan Astra atau Corporate Social Responsibility (CSR) yang diimplementasikan kepada masyarakat dalam konsep pengembangan dan mengintegrasikan empat pilar program. Yaitu Pendidikan, Kewirausahaan, Lingkungan, dan Kesehatan.
PT Astra International Tbk memiliki lini bisnis otomotif, jasa keuangan, alat berat, pertambangan dan energi, agribisnis, teknologi informasi, serta infrastruktur dan logistik.
Ibu Pipit sebagai salah satu penggawang budidaya jamur di KBA Kebon Jeruk memaparkan bahwa mereka mulai mengelola jamur sejak 2013.
"Saat itu belum tahu apa-apa. Lantas 2015 mulai berjalan bersama Astra Grup. Setelah sukses, hasil panen jamur bisa mencapai 10 kg ke atas. Bila stok banyak, terkadang sampai bingung. Setiap panen kami keliling door-to-door memasarkan. Juga menghubungi kenalan sekiranya mau membeli hasil lumbung jamur kami," cerita Ibu Pipit.
Dari keberhasilan budidaya jamur KBA RW 06 Kebon Jeruk, munculnya pandemi COVID-19 tak ubahnya pukulan telak atas kerja keras mereka dalam mewujudkan lumbung jamur.
"Adanya virus Corona membuat kegiatan lumbung jamur terhenti. Kultur jamur kosong karena pengrajin pembuat baglog atau media tanamnya tidak bisa menyediakan materi yang kami pesan. Kegiatan para penyedia baglog juga break, karena bahan baku agak susah," kisah Ibu Joyce.
"Produksi jamur yang bagus, di bulan pertama panen hasilnya akan maksimal. Demikian seterusnya sampai bulan ketiga. Pada bulan keempat hasilnya hanya sedikit. Untuk itu, bila sudah masuk bulan ketiga maka kami akan pesan baglog. Dengan demikian, budidaya bisa langsung bersambung di bulan keempat," jelas Pak Joko Irianto.
"Dengan adanya pandemi, maka kegiatan ini terpaksa kami tinggalkan sementara," ungkapnya.
Kekinian, KBA RW06 Kebon Jeruk tengah bersiap untuk memulai kembali budidaya jamur. Syaratnya, media tanam baglog sudah tersedia dan bisa dipesan berkesinambungan.
"Bila bantuan Astra datang lagi, kami akan dibantu lengkap dengan spinner peniris minyak dan penggorengan sehingga bisa menghasilkan kripik jamur lebih kering," papar Ibu Joyce.
Penanganan bank sampah
Untuk tahun ini, Ketua RT02 RW06 Pak Dirgo Suntu menyebutkan bahwa antara Januari hingga Mei tidak diadakan kegiatan bank sampah. Kemudian mulai Juni 2021 digelar bank sampah, dan Juli lebih total.
Dikelola di bawah komando Pak Joko Irianto, dengan Surat Keputusan (SK) dari Kelurahan Kebon Jeruk dan Astra, bank sampah community atau bascom dengan cakupan se-Indonesia bergerak di dua sisi. Yaitu dari pemerintah bersama Kementerian Lingkungan Hidup, serta KBA se-Indonesia.
Mekanismenya adalah pemberian kantong kepada warga agar diisi setiap keluarga dengan sampah bernilai ekonomis. Lalu dikumpulkan dan dilakukan penimbangan dua minggu sekali, setiap Kamis. Kemudian dijual.
"Mulai botol, tutup botol, kardus, aluminium, kaleng, bahkan sekarang styrofoam juga termasuk karena pihak Astra menyatakan akan membelinya," kata Pak Joko Irianto.
Menurutnya ini langkah bagus, mengingat tempat-tempat lainnya belum melakukan hal seperti Astra Grup.
Uniknya, karena keteraturan membuang sampah dan penataan perumahan sudah rapi, maka saat menimbang sampah bobot totalnya terkadang sedikit, hanya sekitar 1 kg. Namun pelaporan hasil senantiasa disampaikan, sebagai bukti warga selalu menerapkan keteraturan dalam memilah sampah.
Gelar yang telah diraih KBA RW06 Kebon Jeruk antara lain Juara Bank Sampah 2018 se-Kecamatan, Bank Sampah Community Astra ke-19 se-Indonesia, peringkat 9 besar di KLH dan Program Kampung Iklim (ProKlim) masuk 9 besar.
"Pokoknya kami selalu bersemangat, rutin mengikuti lomba antara lain untuk bank sampah, Proklim, Toga dan Adipura dengan hasil memuaskan," ungkap Pak Joko Irianto seraya menambahkan bahwa di antara prestasi mereka terbaru adalah Juara Kedua se-Jakarta Barat untuk toga atau tanaman obat keluarga.
Eco Enzyme Nusantara untuk limbah organik dan obat jerawat
Turut bersemangat menyongsong masa-masa pemulihan dari pandemi COVID-19, adalah keikutsertaan KBA RW06 Kebon Jeruk dalam pelatihan Eco Enzyme Nusantara.
Ibu Titi sebagai salah satu wakil yang ditunjuk KBA Kebon Jeruk menjelaskan antusiasmenya dalam mengikuti pelatihan, terlebih dilakukan secara offline atau tatap muka langsung.
"Dua kali kami ikuti, pertama di tingkat Kelurahan Kebon Jeruk, dan yang kedua pelatihan untuk seluruh Jakarta Barat," tandasnya sembari menyatakan bahwa eco-enzyme buatan KBA RW06 Kebon Jeruk berhasil menang dalam kompetisi Kelurahan Kebon Jeruk.
Disebutkan pula oleh mereka bahwa pembuatan eco-enzyme, selaras namanya, adalah memanfaatkan limbah rumah tangga berupa buah dan sayuran. Semisal bagian kulit buah-buahan termasuk kulit jeruk nipis.
Kemudian materi ini dicampur maltose atau gula aren dan difermentasikan sampai tujuh hari, 12 hari dan seterusnya hingga sekitar tiga bulan, yang menghasilkan pupuk dan air endapan.
"Air endapan ini serba guna. Bisa digunakan untuk cuci piring dan baju, mengepel, hand sanitizer, bahkan untuk mengobati jerawat di wajah. Sudah dicoba oleh salah satu warga RT sini dan berhasil," ungkap Pak Joko Irianto.
UMKM juga terus bergerak memutarkan laba
Usai bertandang ke unit pendidikan PAUD Melur dan melangkahkan kaki di tepi selokan besar mirip sungai dengan naungan pepohonan hijau asri tak kalah dari sebuah hutan kota, Suara.com bersama para ibu pengurus KBA Kebon Jeruk singgah di taman kompleks perumahan ini.
Sembari menyimak lumbung jamur yang dikosongkan sebagai tindak preventif pandemi COVID-19, terlihat kelompok toga atau tanaman obat keluarga serta gedung PAUD yang belum bisa difungsikan kembali.
Juga tampak deretan tempat sampah dengan sistem pemisahan materi organik, gelas dan kaca, serta kertas.
Terdapat pula ruang terbuka bermain anak, mulai ayunan hingga permainan memanjat dan bergelantungan. Semuanya terawat dan menyatu dengan alam hijau.
Ibu Joyce pun berbagi cerita, bahwa KBA Kebon Jeruk pernah menerima mahasiswa yang datang untuk mengerjakan skripsi dengan bahasan kajian Kampung Berseri Astra satu ini.
"Kami sempat tercengang, karena ia datang dari Kalimantan, daerah dengan tutupan tanaman hijau lebih banyak dari milik kita yang berada di Ibu Kota," tukas Ibu Joyce.
Toh mereka menerima kedatangan sang tamu dan membantunya mengumpulkan bahan tentang berbagai macam pohon yang berada di lingkungan KBA Kebon Jeruk.
Di ujung kunjungan, tetap menerapkan protokol kesehatan atau prokes ketat, datang suguhan berupa kue-kue kecil hasil UMKM.
Mbak Las atau lengkapnya Sulastri yang mengurusi bidang ini menyatakan bahwa dari sederet kegiatan andalan KBA Kebon Jeruk Astra, UMKM termasuk yang paling cepat aktif kembali saat pandemi COVID-19 mulai mereda.
Unit ini bergerak dalam pembuatan kue basah, kue kering, nasi bakar sampai kripik jamur tiram hasil lumbung KBA Kebon Jeruk--dengan catatan jamur sementara ditiadakan di masa pandemi karena kelangkaan baglog. Dengan perolehan laba per bulan diputar kembali untuk modal bulan berikutnya secara berkesinambungan.
Hari terus bergulir dan kerindangan dedauan di kompleks perumahan ini terasa meneduhkan. Di beberapa rumah terlihat gentong-gentong warna biru bertuliskan "komposter". Inilah kompos yang bersama-sama eco-enzyme buatan warga bisa digunakan sebagai pupuk pendukung langkah-langkah melestarikan kehijauan lingkungan KBA Kebon Jeruk.
Bersama semangat kekompakan antartetangga, serta tekad untuk selalu memelihara lingkungan hijau asri dan memiliki sumber pendapatan tambahan seperti kegiatan UMKM dan lumbung jamur tiram, KBA RW06 Kebon Jeruk terus bergerak maju bersama.