Kurangi Polusi Udara, YLKI Sebut Kendaraan di DKI Jakarta Mestinya Tidak Pakai BBM Ini

Rabu, 29 Desember 2021 | 21:49 WIB
Kurangi Polusi Udara, YLKI Sebut Kendaraan di DKI Jakarta Mestinya Tidak Pakai BBM Ini
Acara tahunan Porsche Club Indonesia bersama Pertamax Turbo. Sebagai ilustrasi (Suara.com/Manuel Jeghesta Nainggolan)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dalam diskusi publik soal layanan transportasi di Jakarta, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menyatakan bahwa kendaraan di DKI Jakarta sudah seharusnya tidak memakai Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium guna mengurangi polusi udara di Ibu Kota. Demikian dikutip dari kantor berita Antara.

"Kalau sekarang ada wacana hapus premium, Jakarta memang harusnya sudah tidak pakai premium. Seharusnya sudah pakai pertamax atau bahkan pertamax turbo dengan emisi lebih rendah," jelas Tulus Abadi, Ketua YLKI pada Rabu (29/12/2021).

Pengendara kendaraan bermotor mengisi BBM jenis pertamax atau RON di atas 91. [Dok Pertamina]
Pengendara kendaraan bermotor mengisi BBM jenis pertamax atau RON di atas 91. [Dok Pertamina]

Menurutnya, tingkat polusi udara dapat diperparah dengan penggunaan BBM murah seperti premium karena memiliki kadar emisi gas buang lebih tinggi.

Untuk mengurangi polusi udara, solusi yang relevan adalah beralih dari menggunakan transportasi pribadi ke angkutan publik atau angkutan massal.

Baca Juga: Porsche: Dimensi Baterai Mobil Listrik Penting Wujudkan Netralitas Karbon

Tulus Abadi mendorong badan usaha bidang jasa transportasi di Jakarta, di antaranya TransJakarta melakukan inovasi layanan kepada konsumen baik pra perjalanan, selama perjalanan hingga setelah perjalanan.

"Apalagi sekarang semua didorong integrasi tarif, moda, MRT, LRT jadi positif untuk menata transportasi dan konsumen harus dimanjakan berbagai pelayanan," imbuhnya.

Sebelumnya, pemerintah mendorong penggunaan bensin RON 90 sebagai bahan bakar minyak ramah lingkungan karena Indonesia kini memasuki masa transisi energi.

"Kita memasuki masa transisi, premium RON 88 akan digantikan dengan pertalite RON 90, sebelum akhirnya kita akan menggunakan bahan bakar yang ramah lingkungan," kata Direktur Pembinaan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Soerjaningsih.

Baca Juga: Bongkar Isi Garasi Ketua Umum PSSI Iwan Bule, Ternyata Pecinta Mobil Jepang

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI