Suara.com - Baterai menjadi komponen terpenting dalam transisi menuju kendaraan listrik. Oleh karena itu carmaker sedunia berusaha keras untuk mengembangkan baterai sendiri yang dipasangkan pada kendaraan listrik produksi sendiri.
Berdasarkan studi yang dilakukan Porsche, dimensi baterai menjadi hal yang tidak kalah penting dalam menciptakan kendaraan listrik.
Menurut Porsche, paket baterai menyumbang sekitar 40 persen dari karbon dioksida yang dihasilkan dari satu mobil sport Porsche Taycan.
![Porsche Taycan melakukan drifting di Hockenheimring [Porsche].](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/12/07/72404-porsche-taycan-drifting.jpg)
Hasil studi mencatat bahwa sebagian besar warga Amerika Serikat mengalami kecemasan terkait daya tempuh mobil listrik.
Sedangkan keseimbangan antara kinerja dan jangkauan menjadi hal utama yang dipikirkan konsumen.
Menurut statistik Porsche, dikutip dari Carbuzz, sebagian besar pelanggannya berkendara kurang dari 80 km per hari, dan 80 persen perjalanan yang dilakukan dalam seminggu mencapai kurang dari 450 km.
Dari data yang didapat, masih banyak konsumen yang salah paham bila ukuran baterai yang lebih besar memiliki daya jelajah yang lebih jauh.
Namun berdasarkan pengujian Porsche, Taycan Turbo S yang didukung baterai berkapasitas 85,1 kWh dan berat 5.333 pon dapat mengitari sirkuit Nordschleife dalam waktu 7:39,5 menit.
Sementara mobil yang sama dengan kapasitas baterai 70-kWh yang lebih kecil memiliki daya jelajah lebih baik. Bobot baterai yang lebih rendah memungkinkan mobil lebih ringan untuk berlari hingga 100 km per jam dalam 2,9 detik atau 0,02 detik lebih cepat daripada mobil yang lebih berat.
Baca Juga: Potret Mobil Mewah Parkir Ngawur di Jalur Sepeda, Publik Ngedumel Berjamaah
Dengan demikian, baterai yang lebih kecil tidak kalah dalam hal kecepatan. Pada dasarnya, pengurangan bobot baterai cukup berdampak terhadap jarak tempuh mobil.