Suara.com - Organisasi kemanusiaan Wahana Visi Indonesia (WVI) menghadirkan Mobil Sahabat Anak atau MSA di posko pengungsian korban erupsi Gunung Semeru.
Dikutip dari kantor berita Antara, tujuan kehadiran MSA adalah memberikan dukungan bagi anak-anak di posko-posko pengungsian bencana alam Gunung Semeru.
"Mobil Sahabat Anak adalah bagian dari program Ruang Sahabat Anak (RSA) yang memberi dukungan psikososial bagi anak-anak terdampak bencana untuk kembali ke kondisi normal," jelas Adelina Simatupang, Response Manager Wahana Visi Indonesia melalui siaran pers di Jakarta, menjelang akhir pekan lalu.
Menurutnya, program ini memberikan ruang bermain bagi anak sekaligus berbagi ilmu pengetahuan melalui buku-buku yang ada di MSA.
Baca Juga: Satu Desa Satu Ambulans Jadi Target Bupati Kampar Dalam Layani Masyarakat
Adapun kendaraan yang digunakan sebagai MSA atau Mobil Sahabat Anak adalah tipe commercial vehicle yang dipreparasi milik perpustakaan berjalan. Yaitu memiliki sisi yang bisa dibuka lebar dan memuat rak-rak buku.
Selain itu juga untuk menstimulasi dan meningkatkan kreativitas anak melalui kegiatan menggambar dan mewarnai.
"Anak-anak juga dapat mengalami stres seperti halnya orang dewasa ketika berada dalam situasi bencana. Itu sebabnya dukungan psikososial sangat penting bagi pertumbuhan emosi anak-anak di posko pengungsian," tukas Adelina Simatupang.
"Kami berupaya dengan menghadirkan MSA supaya hak anak untuk mendapatkan akses pendidikan dan pengetahuan serta menikmati hiburan terpenuhi," tandasnya.
Pihaknya terus bekerja sama dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Lumajang untuk memberikan bantuan psikososial melalui Ruang Sahabat Anak.
Baca Juga: Bantu Korban Erupsi Semeru, Divisi 4x4 Rescue dari Komunitas Otomotif DIY ke Lumajang
Di RSA, anak-anak diajak bermain bersama, belajar mencuci tangan yang benar hingga belajar tentang tindakan yang harus diambil jika terjadi bencana susulan.
Saat ini, WVI tengah menangani sebanyak 2.245 pengungsi yang berasal dari desa-desa di Kecamatan Candipuro seperti Desa Sumber Wuluh dan Penanggal serta dari Kecamatan Pronojiwo seperti Desa Supiturang, Oro Oro Ombo dan Sumberurip.
Sebanyak 863 orang di antaranya termasuk masyarakat paling rentan yang terdiri dari 34 bayi, 174 balita, 352 anak-anak, 20 orang dewasa, 38 ibu menyusui, dan 245 lansia.