Suara.com - Saat memasuki hari libur, atau saat berlaku jam sibuk kantor, kemacetan kerap terjadi di berbagai ruas jalan.
Kadang sulit bagi beberapa pihak untuk dapat mengendalikan emosi dengan baik, terlebih saat melakukan perjalanan jarak jauh.
Tanpa sadar, pengemudi jadi bersikap menyebalkan dan bisa memicu kemarahan pengemudi lain. Ini bisa mendasari munculnya road rage atau insiden kekerasan di jalanan.
Untuk menghindari terjadinya road rage, pereli Nasional Rifat Sungkar menyarankan untuk melakukan management waktu.
Baca Juga: Bantu Korban Erupsi Semeru, Divisi 4x4 Rescue dari Komunitas Otomotif DIY ke Lumajang
"Road rage terjadi ketika terpacu emosi dan tekanan waktu. Kalau kita tidak menjadi bagian road rage itu artinya kita bisa mengatur waktu dan diri sendiri," ujar Rifat Sungkar, beberapa waktu lalu.
Untuk menghindari terjadinya road rage, sambung Rifat, berangkat lebih cepat satu jam. Dengan berangkat lebih cepat pastinya akan lebih santai di jalan raya.
"Tenang di jalan raya akan memberikan ketenangan di bagi orang lain di sekitar kendaraan kita," terang Rifat Sungkar.
Terakhir, jangan ada distraksi atau gangguan saat mengemudi, misalnya main gadget atau bertelepon. Pasalnya sebagian dari pengemudi masih suka melakukannya.
Selain tidak fokus kepada tujuan utama yaitu mengemudikan kendaraan, management waktu juga bisa jadi berantakan karena berlama-lama di jalan. Yaitu membuang waktu dengan memperhatikan gadget lebih dari setir kemudi.
Baca Juga: Industri Otomotif Torehkan Kinerja Positif Berkat PPnBM DTP