Suara.com - Siswanto adalah warga dari Kecamatan Sragen Kota. Profesinya adalah mracang bumbon atau pedagang bumbu dapur di Pasar Sragen, Jawa Tengah. Impiannya baru saja menjadi nyata, yaitu memiliki skuter otomatis atau skuter matik alias skutik bongsor Yamaha XMax.
Dikutip dari rilis resmi Yamaha DDS 3 (Jawa Tengah – DIY), sebagaimana diterima Suara.com, ada hal kisah unik seputar skutik Siswanto sang pedagang bumbon. Yaitu ia membelinya secara tunai atau cash, pakai duit pecahan yang ditabungnya dalam tiga tahun.
"Untuk mewujudkan impian ini, saya rela menabung selama tiga tahun. Setiap hari saya menyisihkan hasil jualan saya. Kadang lima ribu rupiah, kadang sepuluh ribu, bahkan pernah juga dua ribu rupiah," cerita Siswanto usai menyerahkan uang hasil tabungannya secara tunai di diler sepeda motor Yamaha, Kondang Motor Sukoharjo, belum lama ini.
"Dari awal Yamaha mengeluarkan produk ini saya langsung tertarik, tetapi saya sadar belum memiliki uang sebanyak itu, maka impian saya pendam," lanjutnya.
Baca Juga: Gara-Gara Simpan Sekantong Beras di Bagasi, Mesin Yamaha XMAX Alami Kerusakan Parah
Jadilah Siswanto menabung. Setiap hari ia tertib menyisihkan hasil dari jualan.
"Berapapun jumlahnya, saya sudah bertekad untuk menabung setiap hari," tandasnya bersemangat.
Saat bermacam pecahan yang disetor tunai atau cash ke Kondang Motor Sukoharjo, reaksi heran namun salut diperolehnya.
Novita Ika Hayuningtyas, Kepala Cabang Kondang Motor Sukoharjo menyatakan, seumur-umur baru kali perdana itu ia menerima konsumen yang membeli sepeda motor secara tunai, dengan mata uang rupiah yang nilainya sangat bervariasi.
Beberapa kali ada konsumen yang membeli secara tunai, namun biasanya melalui transfer dan bila cash pecahan yang digunakan adalah ratusan ribu, bukan nominal kecil mulai Rp 2.000.
Baca Juga: Calon Lawan Yamaha XMAX Tampilkan Wujud di EICMA 2021, Bagasi Bisa Tampung 2 Helm Lho
"Nah, yang dibayarkan Bapak Siswanto ini bagi kami pengalaman baru. Bagaimana kami harus menghitung uang yang nilainya sebesar Rp 60 jutaan secara tunai dengan berbagai pecahan yang menghabiskan waktu hingga 3,5 jam," kisah Novita Ika Hayuningtyas.
Dari hasil perhitungannya, terdapat pecahan uang Rp 100 ribuan, Rp 20 ribuan, Rp 10 ribuan, pecahan Rp 5 ribuan hingga pecahan Rp 2 ribuan.
"Total jumlah uang yang kami terima dalam pecahan Rp 2.000 mencapai angka sangat besar, yaitu mencapai Rp 20 jutaan. Ini membuktikan bahwa Bapak Siswanto demikian tekun dalam menabung," pujinya.
Selamat Pak Siswanto, salut atas ketekunannya!