Suara.com - Presiden Director & CEO PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM), Minoru Morimoto menyatakan telah terjadi peningkatan permintaan sepeda motor sepanjang 2021.
"40 persen turun (2020), pada 2021 sudah kembali 30 persen. Jadi permintaan sangat tinggi," ujar Minoru Morimoto, baru-baru ini.
Namun demikian, Morimoto-san khawatir ada dua hal yang mampu membuat pasar sepeda motor kembali merosot. Salah satunya adalah virus varian baru Omicron.
"Ekonomi masih berhati-hati. Kami masih berharap dari 40 persen turun, lalu naik 30 persen, sedangkan sisa kenaikan 10 persen lagi kami akan melihat situasi ekonomi sekarang ini," ungkap Morimoto-san.
Baca Juga: Yamaha Prediksi Penjualan Sepeda Motor Melonjak di 2022
Selain itu, faktor lainnya yang dapat memengaruhi pasar sepeda motor adalah masalah chip. Menurut Morimoto-san, masalah chip tidak hanya berdampak pada Yamaha, namun pabrikan motor lainnya.
"Kita tidak tahu, ini sangat sulit untuk melihatnya. Malaysia juga terdampak," kata Morimoto-san.
Terlepas dari masalah yang membuat Yamaha khawatir, produsen otomotif berlogo garpu tala ini masih cukup optimis pasar sepeda motor akan kembali membaik.
"Tetapi pasar tumbuh sangat kuat, kami masih percaya diri. Tapi kita tidak tahu bagaimana dampak ke depan dari krisis chip dan juga varian baru Omicron," tutup Morimoto-san.
Baca Juga: Bos Yamaha Puji CB150X, Namun Belum Berminat Hadirkan Model untuk Menantangnya