Ini 4 Hal yang Membuat Mobil Gagal Lolos Uji Emisi

Jum'at, 17 Desember 2021 | 14:13 WIB
Ini 4 Hal yang Membuat Mobil Gagal Lolos Uji Emisi
Sejumlah pengendara mobil dan motor antre untuk mengikuti uji emisi gas buangan di kantor Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta. Sebagai ilustrasi [ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sesuai peraturan pemerintah daerah DKI Jakarta No.66 Tahun 2020, seluruh motor dan mobil dengan usia di atas tiga tahun yang beroperasi di DKI Jakarta, harus lulus uji emisi gas buang.

Hal ini diberlakukan untuk menekan jumlah polusi udara di Ibu Kota. Apabila kendaraan tidak lulus uji emisi, pastinya ada sanksi berupa denda alias tilang.

Untuk kendaraan yang masuk klasifikasi berusia di atas tiga tahun, tentu ada kekhawatiran tidak lulus uji emisi.

Kiranya faktor apa yang membuat kendaraan gagal lulus uji emisi, berikut beberapa faktor penyebabnya seperti dikutip dari laman Deltalube:

Baca Juga: Terjun ke Industri Otomotif, Samsung Produksi Chip Khusus Mobil Listrik dan Swakemudi

Bahan Bakar

Ilustrasi SPBU.[Ilustrasi SPBU]
Ilustrasi SPBU.[Ilustrasi SPBU]

Dalam memilih bahan bakar untuk kendaraan, harus sesuai dengan rekomendasi dari pabrikan. Hal ini tentu ada alasannya, karena bakal terjadi proses pembakaran yang tidak sempurna. Bila bahan bakar tidak sesuai dengan rasio kompresi, alhasil meningkatkan kadar emisi NOx, HC dan CO.

Biar tidak salah, berikut daftar kadar oktan bahan bakar sesuai dengan kompresi mesin:

Rasio kompresi 7 sampai 9:1 = BBM dengan kadar oktan 88
Rasio kompresi 9 sampai 10:1 = BBM dengan kadar oktan 92
Rasio kompresi 10 sampai 11:1 = BBM dengan kadar oktan 95>

Injektor Tersumbat

Baca Juga: Gaikindo: GJAW Bakal Hadirkan Seluruh Brand Otomotif, Berlangsung dengan Prokes Ketat

Ternyata dengan memperhatikan kualitas bahan bakar yang dipakai, belum cukup memastikan kondisi mesin dalam keadaan ideal. Kondisi injektor yang berfungsi sebagai penyemprot bahan bakar ke ruang pembakaran, harus bekerja dengan baik.

Saat kendaraan menyala, injector adalah salah satu komponen mobil yang berkerja terus-menerus. Akibatnya, injektor berpotensi tersumbat oleh sulfur atau kotoran dari bahan bakar. Tentunya hal ini dapat mengganggu performa mesin.
Sumbatan di injektor juga berdampak pada borosnya konsumsi BBM hingga menghasilkan asap hitam yang terdekteksi sebagai emisi gas buang yang tidak sempurna.

Knalpot Bocor

Knalpot adalah saluran keluarnya sisa-sisa pembakaran atau asap dari mesin kendaraan. Salah satu masalah yang kerap terjadi pada knalpot yaitu mengalami keropos dan kebocoran.

Knalpot yang bermasalah, mengakibatkan tekanan pada sirkulasi gas buang kurang dan berdampak pada kinerja mesin. Alhasil emisi gas buang meningkat.

Oli Tidak Sesuai

Ilustrasi pelumas mobil. [Shutterstock]
Ilustrasi pelumas mobil. [Shutterstock]

Berikutnya adalah penggantian oli mesin yang tidak teratur atau tidak sesuai dengan rekomendasi pabrikan. Pasalnya, keadaan atau kualitas oli yang kurang baik menyebabkan proses pembakaran tidak sempurna. Proses pembakaran tidak sempurna berpotensi menyisakan level emisi yang tinggi. Tentunya melebihi ambang batas lulus uji emisi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI