Suara.com - Mantan Bos Nissan Carlos Ghosn mengungkapkan rencana kendaraan elektrifikasi perusahaan yang pernah dipimpinnya kurang memiliki visi.
Lelaki kelahiran Amerika Selatan dengan keturunan Lebanon yang lengser dari Nissan karena kasus keuangan itu menilai bahwa Nissan belum sepenuhnya percaya bila perusahaan harus beralih ke kendaraan listrik sepenuhnya.
Saat berbicara selama konferensi pers virtual untuk merayakan peluncuran buku berbahasa Jepang-nya, Carlos Ghosn mengatakan industri akan 100 persen listrik dan Nissan tidak melakukan cukup banyak rencana.
"Kecepatan shift akan menentukan siapa yang akan menjadi pemenang," kata Ghosn, dikutip dari Carscoops.
Baca Juga: Pemerintah Amerika Serikat Borong 60.000 Unit Mobil Listrik, Ganti Kendaraan Dinas
Ia mengambil contoh, Nissan LEAF yang diluncurkan pada 2010 menunjukkan bagaimana Nissan mencoba mempopulerkan kendaraan listrik saat dirinya masih bertanggung jawab terhadap perusahaan.
"Ketika saya meluncurkan mobil listrik pertama secara massal, semua orang menertawakan kami dan menyebut kami tersesat," ungkapnya.
Namun saat ini sebagian besar pembuat mobil telah mengumumkan rencana untuk beralih dari mesin pembakaran internal ke tenaga listrik. Pada akhir November, Nissan pun mengumumkan rencana untuk mempercepat kehadiran kendaraan elektrifikasi pada 2030.
Nissan berencana untuk meluncurkan 23 model elektrifikasi baru, termasuk 15 EV. Meskipun demikian, Carlos Ghosn menilai rencana dari merek Jepang itu belum cukup mampu untuk bersaing.
"Mereka benar-benar dalam posisi yang sangat buruk dalam lomba menciptakan mobil ini. Tidak ada visi. Mereka tidak tahu arah. Mereka tidak memiliki gambaran tentang transformasi teknologi besar yang sedang terjadi ini," pungkasnya.
Baca Juga: Toyota Ungkap Strategi Perusahaan untuk Kendaraan Elektrifikasi
Sebagai catatan, beberapa tahun lalu Carlos Ghosn dikenai tuduhan melakukan pemalsuan laporan penerimaan gaji, serta mengalokasikan pengeluaran pribadi ke dana Nissan.
Ia tengah menjalani persidangan ketika diam-diam melarikan diri dengan cara dramatis. Yaitu masuk ke sebuah kotak musik agar bisa diterbangkan ke luar Jepang.