Suara.com - Bila terdengar sirine meraung-raung memutus tidur lelap pada dini hari, itulah saat warga Kampung Berseri Astra (KBA) RW 06 Pinang Griya Permai Tangerang mesti menyiapkan diri. Harus bergegas bangun, mengungsikan mobil atau sepeda motor mereka ke tempat lebih tinggi yang sudah disiapkan bersama.
Suara peringatan tadi tak lain adalah peringatan permukaan air Kali Angke bergolak naik dan menciptakan air bah.
"Banyak berita tentang tempat tinggal kami saat kebanjiran," ungkap Hajjah Ida Meuthia, Ketua RW 06 Pinang Griya Permai Tangerang, sekaligus Ketua Program Kampung Iklim (Proklim) RW 06.
"Namun yang lebih penting bagi kami: setelah banjir mau bagaimana? Kami mesti segera bangkit. Menata kembali tempat tinggal bersama-sama, sehingga hidup bisa terus berlanjut. Karena kami ini penghuni kampung tangguh," lanjutnya penuh semangat.
KBA RW 06 Pinang berada di kompleks perumahan Pinang Griya Permai, Kelurahan Pinang, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang, yang dibangun kurun 1986-1987.
Baca Juga: Resmikan Safety Riding Lab Astra Honda di Malang, Karya Yayasan AHM Ada di 4 Sekolah
Berdasar keterangan Budi S, salah satu pengurus Proklim KBA RW 06 Pinang Griya Permai, saat ia dan keluarga mulai tinggal paruh 1986, kondisi banjir masih setinggi mata kaki.
Kini, seperti penuturan Dani Afiat, salah satu warga senior berusia 70 tahun, juga pengurus Proklim RW 06 Pinang Griya Permai, saat banjir 2021 tinggi permukaan air dari luapan Kali Angke mencapai sekitar 1,5 m atau setinggi leher orang dewasa.
"Saat banjir terbaru terjadi pada 2021, kami baru saja hendak panen lele," jelasnya.
Lele dan Sayuran Siap Panen Digulung Banjir
Menarik mundur dari peristiwa gagal panen itu, sekitar November 2020 Pak Camat memberinya bantuan tempat ternak lele kapasitas 1.500 ekor, lengkap dengan blower serta pakan.
Baca Juga: Garda Oto Peroleh Tiga Penghargaan, Buktikan Mutu Pelayanan yang Konsisten
Saat ikan mencapai sekitar tiga bulan dan siap dipanen, awal 2021 terjadi musibah banjir.
"Hanya beberapa hari sebelum panen, habis semua. Lele dan sayuran yang kami kelola semua hanyut, terjadinya sangat cepat," kenang Dani Afiat.
Namun, seperti dipaparkan Ida Meuthia, seluruh warga KBA RW 06 Pinang Griya Permai segera berbenah. Sehingga saat Suara.com bertandang di pekan pertama Desember (5/12/2021), sepetak kebun di tepi Kali Angke telah menunjukkan hasilnya.
Berbagai sayur-mayur tumbuh di sana. Mulai kangkung, sawi, kol, kale, cabai, hingga jagung dan singkong. Tanaman ini dikelola bersama antara Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka Asri, pengurus Proklim RW 06, sampai para remaja.
Agenda hari itu, seperti dipaparkan Prabudi Nawarindra--Sekretaris RW 06 KBA Pinang Griya Permai yang meraih prestasi Local Champion Kampung Berseri Astra--adalah penanaman pohon langka, dengan bibit yang diambil dari Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI untuk KBA.
Acara terasa seru, karena dilaksanakan bersama para peserta Kampung Berseri Astra se-Jabodetabek. Secara daring bisa mereka saling menyaksikan live streaming via Zoom, yang digelar Forum Penggiat KBA Galeri Proklim.
Beberapa tanaman langka yang diperoleh KBA RW 06 Pinang Griya Permai adalah pohon matoa, kepel, ceremai, buni, jamblang, asam kranji, jeruk lemon cina, alkesa, jambu mawar, serta jambu mete.
"Astra membagikan seribu bibit pohon langka kepada Kampung Berseri Astra," terdengar suara Kak Ita yang memandu jalannya acara via Zoom di pagi gerimis itu.
"Satu pohon seribu harapan, dan bibit pohon ini sama dengan bayi tabung, tolong dirawat serta diperhatikan," terdengar kalimat Kak Ita lagi, seiring pencangkulan tanah serta penanaman bibit pohon langka di berbagai lokasi Kampung Berseri Astra yang ditayangkan via Zoom.
Sebagai catatan, KBA atau Kampung Berseri Astra diinisiasi Astra International Tbk., sebagai bagian dari program Kontribusi Sosial Berkelanjutan Astra atau Corporate Social Responsibility (CSR) yang diimplementasikan kepada masyarakat dalam konsep pengembangan yang mengintegrasikan empat pilar program. Yaitu Pendidikan, Kewirausahaan, Lingkungan, dan Kesehatan.
Sedangkan PT Astra International Tbk sendiri memiliki lini bisnis otomotif, jasa keuangan, alat berat, pertambangan dan energi, agribisnis, teknologi informasi, serta infrastruktur dan logistik.
Pembinaan Remaja Bank Sampah
Sembari menunggu langit berhenti mendiriskan air, di balai atau aula terbuka di samping Posko Satgas Kampung Tangguh Sigacor RW 06 dan kebun sayuran tadi, Prabudi Nawarindra atau biasa disapa Indra yang hari itu mengenakan kaos bertuliskan "Mentor" memberikan beberapa arahan kepada para remaja bank sampah, disaksikan para pengurus Proklim RW 06.
"Mereka ini adalah remaja bank sampah. Bukan berarti remaja rongsokan, ya," jelas Indra mencairkan suasana yang disambut tawa berderai para pengurus Proklim dan anak-anak muda di situ.
Ia menyatakan bahwa kegiatan bank sampah sudah dimulai sejak Mei 2021, tentunya dengan protokol kesehatan karena pandemi COVID-19.
Para remaja itu bertugas membagikan kantong warna biru dari Astra kepada warga, agar diisi sampah berupa botol plastik atau kardus yang memiliki nilai ekonomis. Di akhir bulan, mereka akan menjemput kantong itu, dan isinya dijual.
"Uangnya dikumpulkan dan dikelola untuk berbagai kegiatan kaum muda di lingkungan RW 06," jelas Indra.
"Setelah botol plastik dan kardus, nantinya akan kami edukasi soal pengumpulan sampah B3 atau Bahan Beracun dan Berbahaya seperti wadah obat nyamuk dan pembersih lantai. Bungkusnya dikumpulkan dan akan dibeli oleh Dinas Lingkungan Hidup," lanjutnya.
Tahap selanjutnya, para remaja itu akan diedukasi tentang komposter. Yaitu alat pengolahan sampah organik rumah tangga melalui pengomposan, memanfaatkan tong bekas yang dibenamkan ke dalam tanah.
"Akan ada adik-adik yang khusus bertugas mengambil sampah organik, untuk diolah menjadi kompos," kata Indra sembari menambahkan bahwa para remaja RW 06 ini sudah mendapatkan Surat Keputusan atau SK dari Kelurahan Pinang untuk berkegiatan.
"Astra memberikan bantuan berupa beasiswa kepada anak-anak berprestasi. Syaratnya aktif di lingkungan KBA dan pemberian itu adalah bentuk apresiasi," jelas Indra tentang manfaat keikutsertaan anak-anak muda dalam kegiatan Proklim RW 06 Pinang Griya Permai.
Persiapkan Generasi Muda Tanggap Bencana Banjir
Tak berbeda dengan anak muda lainnya, para remaja dari lingkungan KBA RW 06 juga berbagi canda dan tawa saat kami beramai-ramai panen kangkung di kebun KWT Cempaka Asri.
Dengan sabar, Budi S dan Indra mengajarkan cara memegang batang kangkung serta cara mencabutnya dari tanah.
Dua remaja mengabadikan acara panen kangkung bersama ini untuk materi content media sosial. Salah seorang menjadi host dan satu lagi menjadi videografer.
"Perlu disadari, kami ini adalah keluarga tangguh. Banjir besar antara tiga atau empat kali kami lalui. Setinggi 2-3 meter, sudah rutin, sehingga anak-anak muda di sini sama-sama merasakannya," papar D. Soeseno, juga salah satu pengurus Proklim.
"Di saat air naik, kami orangtua selalu memberikan mandat, "ayo bantu-bantu" baik di rumah sendiri maupun tetangga yang membutuhkan bantuan. Sehingga mereka sudah terbiasa dengan kerja keras. Kalau banjir datang, mereka-mereka ini yang turun, bekerja dan membersihkan rumah sesudah surut," lanjutnya.
Sehingga, secara alami, regenerasi tumbuhnya pribadi-pribadi yang bersatu dan saling membantu ikut terbentuk di KBA RW 06 Pinang Griya Permai.
"Padahal namanya anak muda biasanya sulit dikumpulkan untuk acara seperti ini: menanam pohon, panen kangkung, atau mengurusi bank sampah. Namun ternyata tidak begitu, dan Astra juga memberikan kesempatan (beasiswa serta dukungan fasilitas) sehingga kami buatkan program yang mendukung remaja. Kami sebagai orangtua hanya pengawas, membantu apa yang bisa didukung," ujar D. Soeseno lagi.
"Untuk tanaman ini mereka baru mulai. Semoga, mudah-mudahan bisa berjalan selalu. Dengan dukungan Astra dan pemerintah, kami akan terus aktif," tandasnya.
Senada disampaikan Indra, "Kekompakan itu kami bangun terus. Kebersamaan-kebersamaan seperti ini akan selalu dibina oleh RW, RT, sehingga generasi muda di sini bisa meneruskan program Kampung Berseri Astra."
Sementara itu Dani Afiat menambahkan, "Sebagai generasi yang lebih tua, saya berharap pada adik-adik, berharap ada regenerasi untuk Proklim, lingkungan hidup, KWT, bank sampah, sampai belajar ternak lele nantinya."
Itu sebabnya, di depan para remaja tadi ia juga menambahkan agar para remaja RW 06 terus bersemangat.
"Jangan hanya memahami cara menanam sayur dan bank sampah saja. Adik-adik silakan belajar ternak lele. Mari kita pelihara dan kita kawal sarana di RW 06 ini, termasuk kolam lele," tukasnya.
Raih Sederet Penghargaan, Juga Selenggarakan Lomba Antarwarga
Disimak dari profil tempat tinggal, warga RW 06 Pinang Griya Permai menempati lokasi dengan luas wilayah sekitar 2 hektar, terdiri dai 13 Rukun Tetangga, 520 Kepala Keluarga (KK), 550 rumah berisikan 1.700 jiwa yang terdiri dari 960 perempuan dan 740 lelaki. Juga terdapat 12 rumah bibit.
Adapun perkembangan Proklim KBA RW 06 Pinang Griya Permai Tangerang, menjadi Juara Kampung Hijau (2017), KBA Pilar Lingkungan CSR PT Astra International TBK (2018), KWT Cempaka Asri dengan usaha jahe merah dan memiliki tiga rumah bibit serta empat kebun (2019).
Selain itu, mereka juga mengalami situasi banjir yang tidak tanggung-tanggung. Seperti banjir Januari - Februari 2020 dengan kerugian seluruh tanaman usaha bersama habis.
Mereka bangkit, dan sepanjang Maret - Desember 2020 membuat kembali rumah bibit dan 13 demplot.
Seperti sebelumnya, demplot dan rumah bibit terkena banjir pada 20 Februari 2021.
Kembali mereka berbenah, dimulai 7 Maret 2021, dan hasilnya, pada Desember 2021 berhasil panen kangkung. Ditambah kegiatan menanam bibit pohon langka dari Astra, yang mana rangkaian kegiatannya turut dihadiri Suara.com.
Dan bukti ketangguhan KBA Pinang selain bangkit dari situasi banjir adalah keberhasilannya menorehkan prestasi.
Antara lain meraih gelar Juara 1 Lomba UMKM Tingkat Kecamatan Pinang 2021, dan Juara 3 Lomba Kampung Gotong-Royong Tingkat Kecamatan Pinang 2021.
Dari kegiatan warga dan para ibu, KBA Pinang juga telah menghasilkan minuman herbal, membuat pewarna alami dari bunga blimbing, bunga teleng dan kunyit, serta menggelar kejuaraan Amazing Race. Yaitu mengajak para siswa dan remaja berlomba ala game seru itu, yang diterapkan di lingkungan sekitar.
Selain itu menggelar lomba Toga atau Tanaman Obat Keluarga, minimal lima macam pohon di setiap rumah.
Di setiap akhir bulan, para remaja anggota bank sampah akan berkeliling menggunakan skutik alias skuter matik. Bertandang dari rumah ke rumah untuk menjemput kantong biru berisi sampah bernilai ekonomis. Menjadikan kegiatan ini sebagai bagian dari langkah bersama untuk membentuk kampung tangguh.
Sama halnya perpustakaan mini keliling berisi buku-buku pendidikan serta cerita anak-anak. Wahananya semacam gerobak tertutup beroda dua, siap dikirim ke lokasi, dengan cara ditarik sepeda motor.
Gerobak itu sendiri adalah donasi dari Astra, berlabel "Astra Cerdas", dan tertulis besar-besar di sana, "Ayo Membaca Buku", dan "Buku adalah jendela dunia".
Salah satu lokasi untuk membuka gerobak perpustakaan mini adalah hutan kota di kompleks perumahan Taman Griya Permai. Tempat anak-anak bermain sepulang sekolah--di luar masa pandemi--pun anak-anak kecil bersama pengasuh mereka.
Adanya perpustakaan mini tentu diharapkan agar mereka gemar membaca sejak kecil. Sehingga mampu menyerap berbagai pengetahuan di luar pelajaran sekolah.
Rencana Pengerukan Sungai, Jaga Lingkungan Tetap Hijau dan Bermanfaat
Kali Angke yang melintasi Kampung Berseri Astra (KBA) Pinang mengalir paralel dengan Posko Satgas Kampung Tangguh Sigacor RW 06. Sigacor sendiri adalah singkatan dari Siaga Corona.
Di sebelah bangunan posko inilah berdiri balai atau aula serba guna tanpa dinding yang bisa digunakan untuk mengumpulkan kantong bank sampah, pertemuan antarpengurus Proklim dan warga, sampai siaran langsung tanam pohon langka Kampung Berseri Astra se-Jabodetabek via Zoom.
Sementara di samping aula terdapat kebun untuk kegiatan menanam sayuran sampai tanaman langka. Berlokasi di pojok atau hook, cakupan luasan tanahnya bisa didirikan satu rumah besar mewah, atau dua rumah yang lebih sederhana dan berdimensi lebih kecil.
Kami semua bersantap siang dan menyesap teh, sembari sesekali melayangkan pandang ke Kali Angke. Di musim penghujan permukaannya naik fluktuatif. Dari Posko Satgas itulah permukaan air juga dipantau, dan warga diberitahu dengan sirine bila banjir tiba.
Selaku Ketua RW dan pengurus Proklim, Ida Meuthia berkisah tentang kondisi KBA Pinang semasa pertama kali ia menjabat di 2003. Saat itu mereka belum memiliki pompa penguras air banjir sama sekali, dan kini bisa mengupayakan memiliki lima unit pompa.
"Uniknya, meski kompleks perumahan ini banjir, jarang ada warga yang menjual rumahnya. Selesai musim hujan mereka membangun hunian menjadi dua lantai atau meninggikan teras," paparnya.
"Tempat tinggal ibaratnya "membeli tetangga". Dalam artian di luar fisik rumah, ada nilai-nilai kehidupan yang kita dapatkan. Mulai hidup bertetangga, menata lingkungan asri, sampai kebersamaan ada di sini. Jadi bila pindah, mungkin ada suasana yang hilang atau tidak seperti di sini," tambah Indra.
Senada pandangan Baihaqi, anggota Komisi IV DPRD Kota Tangerang yang hari itu menjadi pembicara di depan para remaja penggiat bank sampah, para pengurus Proklim RW 06, serta menyaksikan penanaman bibit pohon langka, dan ikut serta panen kangkung.
Baihaqi menuturkan, setiap orang memiliki histori. Ia sendiri, tanpa diminta, lepas dari latar belakang sebagai politikus akan selalu datang ke KBA Pinang. Yaitu ingin mengenang tempat bermainnya semasa kecil.
"Saya dibesarkan tak jauh dari sini. Dari masih kecil sampai remaja, Kali Angke ini jernih. Saya sering berenang dan mencari kijing, sejenis kerang air tawar. Sambil main-main di kali, pulangnya menenteng kijing seember," kenangnya.
Itulah alasannya, saat tampil sebagai pembicara tadi Baihaqi melempar kuis berhadiah voucher kepada para remaja yang hadir di aula.
Pertanyaan darinya: apakah nama sejenis pohon yang tumbuh di sini, yang kayunya dipakai menjadi jembatan penghubung antara tempat lokasi mereka berada dengan kompleks hunian di seberang sungai ini.
Berbagai jawaban masuk dan ada beberapa di antaranya mengundang tawa. Karena ada yang menyebut pohon talas serta pohon kelapa.
Namun yang membuat Baihaqi bahagia, salah satu dari remaja tadi mampu menjawab benar: pohon rengas.
Sebuah jawaban yang menunjukkan bahwa proses pemahaman akan lingkungan antargenerasi bisa berjalan. Seperti halnya komposisi warga yang hadir di aula hari itu. Yang mewakili generasi senior, seperti kelompok Pak Dani, Pak Budi, dan Pak Seno yang sudah menjalani masa purna tugas atau di atas 55 tahun, kemudian generasi Pak Indra, Sekretaris RW 06 di angkatan usia 40-an, sampai kelompok seusia anak sulungnya yang berusia 18 tahun.
Mereka semua membentuk komposisi warga dari kampung tangguh, Kampung Berseri Astra Pinang Griya Permai RW 06.
"Intinya ada motivasi kuat untuk menciptakan lingkungan yang aman, tidak terus banjir. Satu sama lain saling menguatkan. Muncul bibit-bibit baru, anak-anak remaja yang ditempa oleh keadaan. Ya, seperti itulah profil Kampung Tangguh RW 06 ini," tandas Baihaqi.
"Saya bersyukur sekali, selalu ada motivasi di Pinang Griya Permai untuk menata kembali lingkungan agar untuk lebih nyaman seusai banjir. Semangatnya terus muncul. Bukan menyalahkan alam, akan tetapi membenahi," lanjutnya.
Hari itu, Baihaqi juga menyatakan bahwa rencana pengerukan dan normalisasi Kali Angke di kawasan Kompleks Pinang Griya Permai akan segera direalisasikan.
"Kebetulan saya mendapat tugas untuk penanganan ini. BWS (Balai Wilayah Sungai) sudah menyetujui untuk pengerukan dan normalisasi, dan karena area adalah tempat bermain sejak kecil, saya merasa punya tanggung jawab. Tentu saja, tanpa peran Ketua RW, Ibu Ida Meuthia, hasilnya juga tidak akan seperti ini," ungkap Baihaqi.
"Nah, ini adalah sebuah pembelajaran. Bila boleh ikut berpesan kepada para RT dan RW, jangan pernah takut menyampaikan kebutuhan wilayahnya. Dan bila sudah memyampaikan kepada dinas terkait, harus tetap dikawal. Jangan sudah merasa lapor lantas tidur enak-enak. Oh no! Bukan begitu. Kita harus tetap "berpipi tebal" dan berusaha," sambut Ida Meuthia.
Kekinian, sembari menunggu realisasi pengerukan sungai sehingga bencana banjir bisa lebih ditangani, KBA Pinang terus menganyam semangat kebersamaan membangun kawasannya.
"Sekarang ini, upaya kita adalah berusaha supaya tanaman tumbuh lagi. Bersama Pak Budi, Pak Seno, ibu-ibu KWT, Proklim, Ibu RW, kami semua akan mengusahakan tanaman tumbuh kembali. Tidak apa-apa bila semuanya membutuhkan waktu, yang penting hijau dahulu," kata Baihaqi.
Dan hari itu, kami telah memanen kangkung perdana seusai KBA Pinang mengalami banjir Maret 2021.
Seperti halnya masalah, banjir adalah sesuatu yang harus dihadapi, bukan dihindari. Justru dengan air bah itulah self-resilience warga termasuk generasi mudanya terbentuk. Mereka menjadi pribadi-pribadi bersemangat tangguh, sebagaimana sebutan sebagai kampung tangguh itu sendiri. Sebuah pembelajaran tentang #semangatsalingbantu untuk semakin memahami alam serta mengasah kesiagaan bersama semangat #KitaSATUIndonesia dalam sebuah Kampung Berseri Astra.