GIIAS Surabaya 2021: Perhitungkan Cost dan Benefit, Bakal Ada PPnBM Permanen

Kamis, 09 Desember 2021 | 21:55 WIB
GIIAS Surabaya 2021: Perhitungkan Cost dan Benefit, Bakal Ada PPnBM Permanen
Ilustrasi pabrik perakitan mobil (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - GAIKINDO Indonesia International Auto Show seri penutup bertajuk GIIAS Surabaya 2021 resmi dibuka hari ini, Kamis (9/12/2021), dan akan ditutup pada Minggu (12/12/2021).

Berlokasi di Grand City Convex, Jalan Gubeng Pojok No 1, Surabaya, peresmian acara ini dilakukan Menteri Perindustrian Republik Indonesia, Agus Gumiwang Kartasasmita didampingi Gubernur Jawa Timur yang diwakili Plh. Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur, Heru Tjahjono dan Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian, Taufiek Bawazier.

Dikutip dari kantor berita Antara, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan bahwa penjualan kendaraan bermotor di Tanah Air mengalami kenaikan sebesar 71 persen.

Opening ceremony GIIAS Surabaya 2021 bersama Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita [Seven Event].
Opening ceremony GIIAS Surabaya 2021 bersama Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita [Seven Event].

Menperin mengemukakan implementasi stimulus Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP) untuk sektor kendaraan bermotor terbukti mampu memberikan dampak signifikan pada pemulihan sektor industri otomotif dan meningkatkan kepercayaan dari pelaku industri.

Baca Juga: Deklarasi GAIKINDO Peduli: Seluruh Penjualan Tiket GIIAS Surabaya 2021 untuk Korban Semeru

Nantinya, Kemenperin akan mengusulkan salah satu bentuk insentif berupa PPnBM nol persen secara permanen untuk produk otomotif dengan local purchase yang sudah mencapai 80 persen.

"Pemerintah sedang mempersiapkannya secara berhati-hati dengan memperhitungkan cost and benefit, serta menyusun time frame-nya," jelas Menteri Perindustrian.

Industri otomotif merupakan salah satu sektor terpenting dan sebagai kontributor utama terhadap PDB (Produk Domestik Bruto). Saat ini terdapat 21 perusahaan industri kendaraan bermotor roda empat atau lebih dengan kapasitas produksi sebesar 2,35 juta unit per tahun, dengan menyerap tenaga kerja langsung sebanyak 38 ribu orang.

 Produk swakemudi dan mobil listrik Seres SF5 [Wuling].
Produk swakemudi dan mobil listrik Seres SF5 [Wuling].

Total investasi yang telah tertanam mencapai Rp 140 triliun, dan memberikan penghidupan kepada 1,5 juta orang yang bekerja di sepanjang rantai nilai industri ini.

"Saya sangat bangga, bahwa saat ini produk otomotif kita telah berhasil diekspor ke lebih dari 80 negara. Selama Januari-Oktober 2021 tercatat sebanyak 235 ribu unit kendaraan Completeley Built Up (CBU) dengan nilai sebesar Rp 43 triliun, 79 ribu set Completely Knock Down (CKD) dengan nilai sebesar Rp 1 triliun, dan 72 juta unit komponen dengan nilai sebesar Rp24 triliun," tukas Menperin.

Baca Juga: Absen di Jakarta, DFSK Perkenalkan Mobil Ramah Lingkungan untuk GIIAS Surabaya 2021

Pemerintah menargetkan pada 2025, ekspor kendaraan CBU bisa mencapai 1 juta unit. Ini hanya bisa tercapai apabila semua pihak berkolaborasi dalam peningkatan efisiensi produksi dan daya saing produk melalui implementasi industri 4.0, penciptaan iklim usaha yang kondusif melalui harmonisasi dan sinkronisasi regulasi di sektor otomotif.

"Belajar dari pengalaman industri ini selama beberapa dekade, ada satu hal terpenting, yaitu komitmen dari principal untuk menjadikan Indonesia sebagai basis produksi yang berorientasi ekspor," kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI