Perlancar Kebutuhan Sport Otomotif dari Luar Negeri, IMI-Ditjen Bea Cukai Bersinergi

Senin, 06 Desember 2021 | 16:51 WIB
Perlancar Kebutuhan Sport Otomotif dari Luar Negeri, IMI-Ditjen Bea Cukai Bersinergi
WorldSBK seri Indonesia 2021 di Pertamina Mandalika International Street Circuit, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu (21/11/2021). Sebagai ilustrasi kejuaraan skala internasional seperti ini juga membutuhkan penanganan kedatangan komponen balap (ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua MPR RI sekaligus Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) bersama Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan sepakat untuk saling bersinergi meningkatkan kerja sama.

Dikutip dari rilis IMI, bersama-sama dengan Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian, kerja sama ini bertujuan memperlancar pengiriman kendaraan roda dua dan roda empat khusus untuk kebutuhan olah raga balap. Termasuk pasokan onderdil dan spare parts kendaraan balap dari luar negeri.

Mobil yang ditumpangi Sean Gelael dan Bamsoet terbalik. [ANTARA]
Sean Gelael dan Bamsoet [ANTARA]

"Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 14 tahun 1 tentang Kriteria Teknis Impor Barang Modal dalam Keadaan Tidak Baru telah mengatur ketentuan masuknya berbagai suku cadang kendaraan, yang bisa digunakan para pembalap untuk memperkuat kendaraan balapnya," jelas Bambang Soesatyo usai bertemu Dirjen Bea Cukai Askolani, di Kantor Pusat IMI kawasan Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta, Sabtu (4/12/21).

"Namun implementasinya di lapangan, khususnya di pelabuhan saat barang masuk, seringkali terdapat berbagai kesulitan, sehingga tidak jarang suku cadang yang sudah dibeli dari luar negeri, tidak bisa masuk ke Indonesia," lanjutnya.

Turut hadir jajaran Direktorat Jenderal Bea Cukai, antara lain Direktur Teknis Kepabeanan R Fadjar Donny, Kepala Kantor Pelayanan Utama Bea Cukai Tipe A Tanjung Priok Dwi Teguh, Kepala Bidang Fasilitas Pabean dan Cukai Kantor Pelayanan Utama Bea Cukai Tanjung Priok Evi Octavia, serta Kepala Subdirektorat Impor, Direktur Teknis Kepabeanan Chotibul Umam.

Hadir pula pengurus IMI Pusat, antara lain Badan Pembina Ricardo Gelael dan Tinton Soeprapto, Badan Pengawas Brigjen Pol Syamsul Bahri dan Jeffrey JP, Bendahara Umum Effendi Gunawan, Wakil Ketua Umum Mobilitas Rifat Sungkar, serta Hubungan Antar Lembaga Andrys Ronaldi.

Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III Bidang Hukum & Keamanan DPR RI ini menjelaskan, rata-rata setiap satu kendaraan balap, bisa membutuhkan empat sampai mesin cadangan.

Karena sulit mengurus impor masuk mesin, tidak jarang pembalap menyiasatinya dengan membeli kendaraan sejenis hanya untuk mengambil mesinnya saja.

"Tidak heran jika satu pembalap yang menggunakan kendaraan balap jenis Honda Jazz, misalnya, bisa memiliki empat sampai lima mobil Honda Jazz di garasinya, hanya untuk diambil mesinnya," kata lelaki yang biasa disapa Bamsoet ini berbagi informasi.

"Ini menjadikan bengkaknya pengeluaran sekaligus ketidakefektifan dalam sistem penyelenggaraan olah raga balap di Tanah Air," begitu tandasnya.

Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Keamanan dan Pertahanan KADIN Indonesia menerangkan, IMI juga sedang mengupayakan agar Indonesia melalui Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, serta Direktorat Bea dan Cukai, bisa membuat regulasi yang semakin memudahkan impor permanen masuknya kendaraan balap internasional dengan posisi setir di sebelah kiri.

Apalagi mengingat berbagai kejuaraan balap mobil internasional, 99 persennya menggunakan mobil balap dengan posisi setir di sebelah kiri.

"Karena ketiadaan kendaraan balap dengan posisi setir di sebelah kiri di Indonesia, menjadikan para atlet nasional kesulitan berlatih di dalam negeri," terang Bamsoet yang mengalami langsung situasi roll-over atau terguling saat sprint rally Meikarta 2021 bersama driver Sean Gelael.

"Sementara untuk berlatih di luar negeri, ongkos yang dikeluarkan sangat tinggi. Efeknya, saat harus bertanding di luar negeri, para atlet harus terlebih dahulu beradaptasi dengan posisi setir di sebelah kiri. Tidak heran jika terkadang hasil akhir yang diberikan kurang maksimal," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI