Suara.com - Bagi Rolls-Royce Motor Cars, produk bespoke Black Badge merupakan sebuah konsep alter ego. Sebuah nilai estetika yang bisa diserap dari sebuah semangat memberontak atau lepas dari kaidah umum.
Contohnya seperti warna hitam ikonik dari koper Rimowa serta tas Bottega Veneta. Seperti makin banyak dijumpai public figure bepergian menggunakan pesawat hitam, sehingga beberapa perusahaan penerbangan sewaan, seperti Blackbird Air, mengkhususkan diri menyediakan armada jet pribadi warna hitam. Sampai dalam dunia kuliner pun, hidangan termahal adalah kaviar dan jamur truffle, dan penggunaan tinta cumi untuk memperkaya rasa serta menciptakan warna hitam pekat.
Di butik Rolls-Royce, tidak ada persyaratan pendekatan terstruktur untuk riset pasar. Brand memahami pelanggannya karena pembuatan produknya dicapai lewat kolaborasi pribadi erat.
Saat Rolls-Royce mendapati klien kekinian mencakup usia muda serta menjadi lebih muda, lebih dinamis, dan beragam, begitu pula ruang lingkup inspirasinya.
Baca Juga: Rolls-Royce Black Badge Ghost Debut di Singapura, Siap Menyapa Indonesia pada 2022
Kreator seperti John Varvatos, Alexander McQueen, Rick Owens, Yohji Yamamoto, dan Ann Demeulemeester memperjuangkan estetika serupa.
Anak didik Comme des Garçons, Kei Ninomiya, sangat tersentuh oleh tema Black Badge Rolls-Royce hingga menciptakan label Noir sebagai sebentuk penghormatan. Juga digelar peragaan busana, dengan catwalk di daerah kantong paling eksklusif di dunia, mulai Tokyo hingga Los Angeles.
"Black Badge mewakili evolusi alami untuk merek yang ditentukan oleh budaya kolaborasi dengan kliennya. Black Badge bukan sub-merek. Ini adalah sikap yang mewakili respons otentik dan percaya diri terhadap keinginan sekelompok klien baru yang dengan bangga mempraktikkan ekspresi diri yang berani," ungkap Torsten Müller-Ötvös, Chief Executive Officer (CEO) Rolls-Royce Motor Cars, Cars dalam rilis resmi sebagaimana diterima Suara.com.
Jadilah di lingkup Rolls-Royce, produk hitam mencerminkan kode kemewahan tradisional, terutama dalam mode. Dengan cara yang sama seperti gaun hitam kecil Chanel telah berevolusi, klien Rolls-Royce menjadi semakin berani, mengintegrasikan lampu neon dengan suasana noir Black Badge.
Baca Juga: Rolls-Royce Black Badge, Refleksi Kemewahan dalam Keindahan Warna Hitam Absolut
Begitulah yang ditampilkan para konsumen Rolls-Royce, antara lain mendiang John Lennon, Karl Lagerfeld, Sammy Davis Jr, dan aktris Sophia Loren.
Peluncuran kembali Black Badge adalah di 2003 menggunakan basis Rolls-Royce Phantom. Lantas pada 2009 yang mengadopsi Rolls-Royce Ghost, mobil yang kemudian menjadi Rolls-Royce terlaris dalam sejarah. Sesudahnya ada Rolls-Royce Wraith, dan Rolls-Royce Cullinan.
Visi baru ini menjadi bagian Rolls-Royce's Bespoke Collective dan konsumen bisa berdiskusi, merancang bersama Black Badge impiannya.
Peluncuran perdana Rolls-Royce Black Badge Ghost untuk kawasan Asia Tenggara telah diawali di Singapura. Kemudian di Indonesia akan menyusul pada kuartal pertama 2022.
Spesifikasi teknisnya, mesin V12 6.75L, dengan peningkatan tenaga menjadi 600PS, dan torsi 900 Nm.
Drivetrain dan sasis direkayasa ulang untuk kinerja yang lebih menjanjikan. Dan di kaki-kakinya dipasang pelek alloy 21 inci Bespoke khas Black Badge dengan barel serat karbon.
Hitam diterjemahkan Rolls-Royce sebagai bagian dari kemewahan, kemegahan, serta keelokan tiada bandingnya.