Sampai Oktober 2021, Sebesar Ini Konsumsi Mobil Listrik Indonesia

Senin, 22 November 2021 | 11:51 WIB
Sampai Oktober 2021, Sebesar Ini Konsumsi Mobil Listrik Indonesia
Stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) komersial pertama milik PT Pertamina (Persero) di SPBU Fatmawati [Pertamina via ANTARA/HO]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pertamina Patra Niaga mencatat konsumsi daya mobil listrik di lima unit stasiun pengisi baterai yang dioperasikan perusahaan sepanjang Februari sampai Oktober 2021. Yaitu mencapai 45 ribu kilowatt jam (kWh). Demikian dikutip kantor berita Antara dari rilis Pertamina, Minggu (21/11/2021).

"Sejak Februari hingga Oktober, setidaknya tercatat ada lebih dari 1.500 pengisian mobil listrik dengan total daya mencapai lebih dari 45 ribu kWh," jelas Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Alfian Nasution.

Stasiun pengisi baterai atau SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum) ini adalah bagian dari inovasi untuk kebutuhan energi masa depan yang terintegrasi dalam konsep baru SPBU ramah lingkungan, yakni Green Energy Station (GES) yang telah diresmikan Agustus lalu.

Petugas SPBU tengah mengisikan bahan bakar minyak (BBM) ke mobil. [Dok Pertamina]
Petugas SPBU tengah mengisikan bahan bakar minyak (BBM) ke mobil. [Dok Pertamina]

Pertamina Patra Niaga terus memantau transaksi dan jumlah daya listrik yang digunakan untuk melakukan pengisian baterai mobil listrik di stasiun pengisi baterai tersebut.

Baca Juga: Partisipasi Perdana di GIIAS 2021, Maucash dan AstraPay Cetak Hasil Seru

Saat ini, mayoritas pengguna stasiun pengisi baterai di SPBU GES Pertamina adalah endaraan umum dan taksi daring, sebagai mitra perusahaan dalam mengembangkan ekosistem hilir kendaraan listrik.

Kemudian, sekitar 10 persen dari angka ini diisi oleh pengguna kendaraan pribadi.

"Inilah peluang yang ingin kami ambil, lokasi strategis SPBU akan kami manfaatkan untuk pengembangan infrastruktur hilir kendaraan listrik," ujar Alfian Nasution.

Transisi energi yang terjadi ini adalah sebuah tantangan, sekaligus sebuah kesempatan bagi perusahaan.

Menurutnya, masyarakat akan semakin meminati kendaraan listrik di kota-kota besar seiring dengan semakin banyak industri otomotif memperkenalkan produk kendaraan listrik mereka di Indonesia.

Baca Juga: GIIAS 2021 Sukses, Astra Financial & Logistic Target Rp 800 Miliar Tembus

Kondisi ini menjadi disrupsi bagi Pertamina yang selama ini menyediakan produk bahan bakar minyak.

"Di sisi lain kami melihat ini sebagai peluang untuk memanfaatkan jaringan ritel yang Pertamina miliki untuk dimanfaatkan dan mendukung percepatan terciptanya ekosistem bagi kendaraan listrik," pungkas Alfian Nasution.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI