Suara.com - Hadir sebagai platinum sponsorship di ajang GAIKINDO Indonesia International Auto Show atau GIIAS, setiap tahun Astra Financial & Logistic (AFL) memilih para perempuan cerdas berbakat untuk tampil sebagai "Angel".
Rumusan AFL Angel adalah penampil di booth exhibition GIIAS dengan konsep Brain, Beauty, and Behaviour. Setiap dari mereka merepresentasikan brand perusahaan dan berinteraksi langsung dengan pengunjung.
Berikut adalah bincang-bincang eksklusif Suara.com bersama AFL Angel GIIAS 2021, Maya Mauren.
Saat AFL terjun perdana sebagai platinum sponsor GIIAS di 2018, bisa jadi benak langsung terkoneksi kepada Maya Mauren. Pasalnya, dalam kejuaraan Miss Auto Show acara otomotif ini ia berhasil meraih gelar Miss Congeniality GIIAS 2018 mewakili booth AFL.
Baca Juga: Berkenalan dengan AFL Angel GIIAS 2021: Gabrielle Valencia
Dalam penampilan terbarunya kini, selain mengenakan masker dan faceshield, Mauren tampil dengan rambut cukup pendek setelah dipotong untuk keperluan donasi amal.
Bergabung tiga tahun bersama AFL (2020 tidak dihitung karena pandemi GIIAS tidak digelar), Mauren menyatakan bahwa bertugas sebagal Angel dengan masker menutup bibir dan hidung membuatnya menjadikan mata sebagai alternatif berinteraksi kepada pengunjung booth exhibition.
"Ada quote yang menyatakan mata adalah jendela dunia, maka sangat bisa mengirim tagline AFL "Salam Bahagia" lewat mata. Bertatap langsung dan menyapa, tendensinya pengunjung mau datang ke booth kami dan mereka menunjukkan keramahan pula," papar peraih Supermodel Indonesia 2018 untuk Miss Natural Beauty, Koko dan Cici 2017, dan Miss Jakarta 2017.
Tiga tahun bertugas sebagai brand representative AFL Angel, hal seru yang dijumpai Mauren adalah kebijakan Astra dalam menilik bakat para talent seperti dirinya.
Baca Juga: Berkenalan dengan AFL Angel GIIAS 2021: Putri Ersa Octaviani
"Saya mendapatkan opportunity sebagai talent foto produk Astra, menjadi MC bilingual Indonesia-Inggris, jadi bisa growing. Bahkan ada alumni angel 2018 dan 2019 yang kini bekerja di AstraPay, atau magang di bagian lain dari perusahaan Astra," kata alumni London School of Public Relations (LSPR) itu.
Satu lagi, di mata Mauren AFL juga generous, karena membolehkannya bertugas di akhir pekan.
"Saat ini saya sudah bekerja di kantor bidang e-commerce yang menerapkan WFO, sehingga di hari kerja saya tetap bisa berkantor," ungkapnya.
Menurut perempuan yang menekuni dunia modelling sejak kecil ini, menjadi seorang Angel adalah tantangan. Sebelumnya, Mauren sudah memiliki bekal menjadi usher untuk produk Toyota, Daihatsu, dan Lexus.
"Ada teman mengajak dan setelah melihat perusahaan ini bonafide, memiliki "kepala", dan brand image kuat, saya mengikuti tes AFL Angel," kenang Mauren.
Berbeda dengan usher yang mempromosikan mobil di samping, tantangan Angel adalah berusaha memberikan penawaran tanpa ada produk fisik.
"Serunya, bila usher cenderung diam sehingga waktu terasa sangat lama, menjadi Angel bisa ngobrol, having fun, dan terhibur dengan bermacam personality pengunjung. Targetnya juga luas, menyasar keluarga serta mereka yang hadir dalam kelompok bersama teman-temannya," lanjut Mauren.
Tips dari perempuan yang menjadi juri Koko dan Cici atau Koci 2019 ini bagi para peminat menjadi AFL Angel, baik yang masih kuliah atau bekerja, biasanya ada penawaran dari vendor.
"Namun sesudahnya ada tes dari Astra, yang tidak mudah. Jadi siapkan talent dan personality. Tunjukkan bakat misalnya di bidang menyanyi atau bermain musik," kata Mauren.
"Tidak perlu harus berlatar belakang dunia modelling, namun memiliki value," ujarnya sembari berkisah saat ikut tes pertama AFL Angel masih mengenakan kawat perapi gigi.
"Ini artinya penilaian tidak melulu cantik akan tetapi personality. Bagaimana seseorang memiliki value dan memandang diri sendiri serta sekelilingnya yang bisa terus dikembangkan," pungkasnya.