Selanjutnya ia kerap menjadi MC back-up, sampai menjadi MC penuh, baru kemudian menginjak dunia usher.
"Saya enjoy, bisa membangun relasi dan sampai sekarang terjun di dunia ini. Keberhasilan dari segi finansial, sejak kuliah semester tiga sampai sekarang bisa membiayai orang tua," cerita Dinda yang saat kuliah di semester tujuh mendapatkan gelar Miss GIIAS 2019.
Tentang suka duka menjadi brand representative AFL, Dinda menyebutkan setiap pekerjaan memiliki risiko, sehingga ia menikmati tugas yang diberikan.
![Astra Financial & Logistic Angels dari berbagai tahun angkatan [AFL].](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/11/21/77674-astra-financial-logistic-angels-01.jpg)
"Orang melihatnya seperti "Oh menjadi Angel enak kerjanya". Tetapi mereka tidak berhitung bahwa kami kerja memakai high heels berjam-jam," tukas Dinda.
"Dan sebagai frontliner, tidak ada kerja yang mudah. Kalau saya boleh pesan: kerja pakai hati, karena dengan pakai hati, apapun masalahnya, akan membuat diri kita ikut nyaman."
Menurut Dinda, bila bekerja menghitung-hitung rasa capai, maka tidak akan bisa menerbitkan senyum.
"Karena itu saya selalu berpikir: ya sudah, enjoy. Membangun semangat. Seperti kalau sedang bertugas bersama teman-teman, ajak kerja mereka pakai hati. Kita bakal ikut senang, 'kan karena mereka ceria gara-gara kita." kata Dinda optimis.
Dan soal pengunjung yang mungkin saja jail saat ia dan rekan-rekannya bertugas, Dinda memiliki pemahaman profesionalisme.
"Kalau dunia otomotif didominasi cowok banget nggak juga, dan bila dipandang sebelah mata, kita memiliki cara menanggapi dengan baik. Mengapa harus baik, karena saat berada di samping produk otomotif kita merepresentasikan brand," tegasnya.
Baca Juga: Berkenalan dengan AFL Angel GIIAS 2021: Putri Ersa Octaviani