Agar Emisi Karbon Turun 4,6 Juta Ton Diperlukan 3 Juta Kendaraan Listrik

Kamis, 18 November 2021 | 18:33 WIB
Agar Emisi Karbon Turun 4,6 Juta Ton Diperlukan 3 Juta Kendaraan Listrik
Toyota Prius PHEV di GIIAS 2021. Sebagai ilustrasi mobil listrik [Suara.com/CNR ukirsari].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah berharap pada 2030 terdapat 3 juta kendaraan listrik agar mampu menurunkan emisi CO2 sebesar 4,6 juta ton. Demikian disampaikan Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Sony Sulaksono.

"Sesuai dengan roadmap yang sudah dibuat bahwa kendaraan bermotor listrik berbasis baterai, salah satunya roda dua. Ini angka yang cukup lumayan dengan asumsi 3 juta (kendaraan listrik). Kalau bisa lebih ya lebih bagus," jelas Sony Sulaksono dalam sebuah acara virtual, Kamis (18/11/2021) sebagaimana dikutip dari kantor berita Antara.

Saat ini disebutkannya sudah ada 22 produsen kendaraan bermotor listrik di Indonesia dan diharapkan akan terus berkembang.

 Konvoi Komunitas Motor Listrik menandai peluncuran komunitas kendaraan listrik pertama yang mulai hadir di Kabupaten Sidrap, Sulsel [ANTARA/Nur Suhra Wardyah]
Konvoi Komunitas Motor Listrik menandai peluncuran komunitas kendaraan listrik pertama yang mulai hadir di Kabupaten Sidrap, Sulsel. Sebagai ilustrasi sosialisasi kendaraan terelektrifikasi [ANTARA/Nur Suhra Wardyah]

"Mudah-mudahan terus berkembang karena kami juga punya roadmap untuk melakukan popularisasi kendaraan bermotor listrik berbasis baterai ini," jelas Sony Sulaksono.

Baca Juga: Jual Beli Mobil Bekas Semakin Mudah di GIIAS 2021

Menurutnya, pembelian kendaraan listrik oleh kementerian maupun lembaga instansi pemerintah bisa menjadi salah satu upaya mendorong perkembangan ekosistem kendaraan bermotor listrik.

Melihat harga kendaraan listrik yang lebih tinggi dari kendaraan biasa, Sony Sulaksono mengatakan bahwa masyarakat perlu diedukasi, salah satunya dengan membangun citra positif dengan menampilkan keunggulan-keunggulannya.

"Harus ditanamkan bahwa motor listrik ini berbeda, prestisius, sehingga wajar kalau harganya di atas yang biasa. Kemudian, swap baterai ini juga salah satu cara untuk membuat harga kendaraan listrik ini mendekati harga motor konvensional," tandasnya.

Pemanfaatan kendaraan listrik ini menjadi salah satu strategi pemerintah untuk mencapai net zero emission atau emisi nol persen pada 2060.

Baca Juga: FIFGROUP Dukung Industri Otomotif Indonesia Lewat GIIAS 2021

Menurut Sony Sulaksono hal ini penting dilakukan karena seluruh dunia kini tengah mencari jalan keluar atas krisis perubahan iklim dan Indonesia harus turut berkontribusi.

"Terakhir pada COP26 di Glasgow, para pemimpin dunia berkumpul mencarikan jalan keluarnya dan tentunya setiap negara berkewajiban untuk memberikan kontribusi," tukasnya.

"Indonesia, melalui Bapak Presiden Joko Widodo saat itu mengatakan bahwa kita akan berkomitmen mencoba menurunkan emisi CO2 pada 2030 sebesar 29 persen dengan usaha sendiri dan 41 persen jika dapat bantuan dari luar," tutup Sony Sulaksono.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI