Hadiri Webinar ITS, Menko Marves Sebutkan Investasi Hijau

Rabu, 17 November 2021 | 23:05 WIB
Hadiri Webinar ITS, Menko Marves Sebutkan Investasi Hijau
Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Panjaitan (kiri), Director of Sales & Marketing Division PT MMKSI Irwan Kuncoro (tengah) mendengarkan penjelasan Deputi TIEM BPPT Eniya L. Dewi (kanan) saat berada di stan Mitsubishi saat pameran Indonesia Electric Motor Show (IEMS) 2019, di Balai Kartini, Jakarta (4/9/2019). [ANTARA FOTO/Galih Pradipta/foc]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi atau Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan hadir dalam webinar yang digelar Institut Teknologi 10 November Surabaya atau ITS.

Dikutip dari kantor berita Antara, Menko Marves menyatakan bahwa pemakaian Electric Vehicle (EV) atau kendaraan listrik adalah wujud komitmen pemerintah dalam menurunkan tingkat emisi yang ditargetkan pada 2030 atau lebih cepat.

"Komitmen Indonesia dalam penurunan emisi sangat jelas. Kita di COP26 Glasgow kemarin menjelaskan posisi kita. Di situ juga disampaikan soal pengembangan tentang mobil listrik," ungkap Menko Marves secara daring di Jakarta, Rabu (17/11/2021).

Panel surya dalam projek kerja sama energi baru terbarukan bersama Mitsubishi [Dok. PT MMKSI].
Panel surya dalam projek kerja sama energi baru terbarukan bersama Mitsubishi. Sebagai ilustrasi mobil listrik membutuhkan pasokan daya energi terbarukan  [Dok. PT MMKSI].

Sejalan komitmen itu, Pemerintah Indonesia memasang target penggunaan EV, khususnya kendaraan motor, secara menyeluruh pada 2060.

Baca Juga: Bertandang ke Booth Daihatsu di GIIAS 2021, Tersedia 500 Voucher Promo

Menko Marves menuturkan peningkatan permintaan global terhadap EV juga akan meningkatkan permintaan nikel. Pada 2020, permintaan nikel primer global diperkirakan sekitar 2.250kt Ni.

Sektor baterai diperkirakan akan menjadi penentu paling signifikan dari pertumbuhan permintaan nikel pada masa mendatang.

"Permintaan baterai meningkat seiring pertumbuhan permintaan EV. Pada 2027 pasar baterai dunia akan mencapai 777 GWh. Sedangkan di Indonesia diperkirakan kebutuhan kapasitas baterai mencapai 9,8-11,9 GWh pada 2029-2030," tutur Luhut Binsar Pandjaitan.

Dengan potensi yang dimiliki, Indonesia berpotensi menjadi hub rantai pasok global untuk EV karena memiliki potensi mineral yang besar. Nikel, bauksit, dan tembaga adalah mineral kunci untuk pengembangan EV di Indonesia.

Baca Juga: Jumpai Para CEO Industri Otomotif di GIIAS 2021, Ini Bahasan Presiden Joko Widodo

Disampaikan pula oleh Luhut Binsar Pandjaitan bahwa komitmen terhadap perubahan iklim, potensi nikel yang besar dan mineral logam lainnya, serta ambisi serius untuk mewujudkan industri kendaraan listrik terintegrasi dari hulu hingga hilir menjadikan Indonesia memiliki potensi yang kuat dalam membangun ekosistem rantai pasokan global. Baik untuk industri baterai maupun kendaraan listrik berbasis baterai.


"Investasi hijau adalah pondasi utama untuk mencapainya," pungkas Menko Marves.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI