Di Tengah Krisis Chip Semikonduktor, Toyota Masih Membukukan Keuntungan

Rabu, 10 November 2021 | 09:55 WIB
Di Tengah Krisis Chip Semikonduktor, Toyota Masih Membukukan Keuntungan
Logo Toyota, sebagai ilustrasi [Pixabay/Cicero7]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Krisis pasokan chip semikonduktor melanda hampir seluruh pabrikan otomotif. Pabrikan besar seperti Toyota bahkan sempat mengeluhkan aktivitas produksi yang terhambat.

Meski turut merasakan dampak dari kelangkaan chip, namun raksasa otomotif asal Jepang ini rupanya masih mampu meraih hasil positif.

Seperti dilansir dari Automotive News, Toyota Motors melaporkan peningkatan pendapatan di tahun fiskal 2021/2022. Perusahaan mengantongi laba bersih sebesar 33% menjadi 626,6 miliar yen (sekitar Rp 79 triliun) untuk produksi di kuartal Juli hingga September, rekor tertinggi untuk kuartal kedua fiskal.

Ilustrasi pabrik perakitan mobil [Shutterstock].
Ilustrasi pabrik perakitan mobil [Shutterstock].

Selain itu, Toyota juga mencatat laba operasional sebesar 749,9 miliar yen (Rp 94,5 triliun), atau meningkat dari 506 miliar yen (Rp 63,8 triliun) pada periode yang sama tahun lalu.

Baca Juga: Mengintip Toyota Aygo X, Mobil Versi Garang dari Agya, Begini Spesifikasinya

CFO Toyota, Kenta Kon memuji manajemen inventaris yang lebih baik, pengendalian biaya, dan peningkatan harga kendaraan.

Toyota diperkirakan mampu mencapai total pendapatan 30 triliun yen (Rp 3.780 triliun), atau sedikit kurang dari rekor total tahun fiskal 30,2 triliun yen yang dicapai pada Maret 2019.

"Volume produksi menurun secara global, tetapi pemasok, pabrik, dan dealer kami berupaya keras untuk memasok mobil sebanyak mungkin," kata Kenta.

Ia menambahkan, Toyota baru bisa mengoperasikan pabrik dengan kapasitas penuh mulai Desember. Hal ini akan sulit untuk memenuhi target produksi.

"Tapi kami akan berusaha untuk mencapainya," ujar Kon.

Baca Juga: Astra di Expo 2020 Dubai, Ini 12 Negara Tujuan Ekspor Toyota di Afrika-Timur Tengah

Di tengah kondisi pandemi di Asia Tenggara yang mulai membaik, perusahaan tetap menurunkan target produksi di bulan November dalam kisaran 850.000 hingga 900.000 unit dari rencana produksi awal 1 juta unit mobil.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI