Suara.com - Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) yang menurunkan Tim UI Flying Car di kejuaraan Flying Car Design Competition, Teknofest 2021 berhasil menorehkan prestasi.
Dikutip kantor berita Antara dari rilis resmi pada Sabtu (6/11/2021), Tim UI Flying Car yang terdiri dari enam orang menjadi finalis dari 206 tim berbagai negara yang berpartisipasi.
Tim UI Flying Car terdiri dari Muhamad Ilham Santoso (Ketua Tim), Mochamad Rifqi N.A., Yogasatya Adikhansa, Tristan Adhika, Khalfan Nadhief, dan Farhan Almasyhur. Serta di bawah bimbingan dosen Departemen Teknik Mesin FTUI, Dr.-Ing. Mohammad Adhitya, S.T., M.Sc.
UI Flying Car adalah tim yang dibentuk dari riset terkait Urban Air Mobility (UAM) atau mobil terbang (flying car) pada 2020 sebagai wujud kolaborasi mahasiswa yang memiliki ketertarikan dalam pengembangan riset UAM.

"Mobil terbang (flying car) merupakan riset lanjutan dari Unmanned Aerial Vehicle (UAV) di mana perbedaannya terletak pada beban dan tujuan penerbangan," jelas Ketua AUAV UI Divisi Racing Plane 2019-2020 Mochamad Rifqi.
Dalam kompetisi ini, tim mengembangkan konsep riset dengan judul Fully Autonomous Tandem Quad Tilt-Wing Flying Car with Thermal Imaging Camera, 5G C-V2X Communication, and Advanced Cybersecurity System.
Konsep mobil terbang itu dilengkapi fitur andal untuk menjamin keamanan dan keselamatan pengguna dalam perjalanan dari satu titik ke titik lain.
Produk mobil terbang rancangan UI Flying Car tadi diberi nama Skylark. Skylark dirancang dengan konsep Hybrid Urban Air-Land Mobility. Skylark menggabungkan dua konsep kendaraan yang berbeda yaitu pesawat dan mobil, sehingga kendaraan ini memiliki sayap pesawat dan roda mobil.
Kondisi tadi membuat Skylark dapat dikendarai di udara maupun di darat. Meski memiliki sayap, kendaraan ini dirancang untuk melakukan pendaratan Vertical Take-Off Landing (VTOL).
Baca Juga: Mobil Beradu Tembok Beton dalam Laka Lantas, Ini Peran Crumple Zone Sampai Hukum Newton
"Skylark menggunakan sayap tandem-tilt dengan 16 motor yang dipasang di sayap dan dapat diarahkan ke depan atau ke atas. Saat lepas landas dan mendarat vertikal, sayap akan menghadap ke atas, sedangkan saat melakukan jelajah, sayap akan menghadap ke depan," jelas Yogasatya Adikhansa.