Suara.com - Dalam laka lantas atau kecelakaan lalu lintas, termasuk yang terjadi di jalan tol, akan ditemui hasil bodi mobil terlipat, remuk, atau berantakan. Secara fisika, kondisi ini adalah hasil penyerapan energi benturan saat proses tabrakan terjadi.
Materinya bisa antara mobil dengan mobil, keduanya sama-sama bergerak, atau salah satu diam. Juga bisa terjadi antara mobil dalam kecepatan tertentu, terhadap objek diam atau tidak bergerak. Antara lain bidang pembatas lajur tol yang terbuat dari beton. Seperti laka lantas yang terjadi atas Mitsubishi Pajero Sport Ultimate di Tol Jomo (Jombang-Mojokerto) beberapa hari lalu.
Secara teknis, dalam peristiwa tabrakan, bagian mobil memiliki area crumple zone, yang dirancang untuk remuk untuk mengurangi dampak terhadap penumpang dalam kabin kendaraan. Sehingga penampakan bodi mobil menjadi rusak setelah kejadian.
Dikutip dari situs Auto How Stuffs Works, crumple zone atau disebut sebagai crush zone atau zona remuk adalah bagian dari kendaraan yang dirancang untuk berubah bentuk dan hancur saat terjadi tabrakan. Area ini menyerap sebagian energi dari benturan, dan mencegah ditransmisikan ke penumpang. Termasuk pengemudi di mana posisinya mengendalikan setir dan bersinggungan langsung dengan kompartemen mesin di hadapannya.
Baca Juga: Pemeriksaan Atas Pengemudi Mobil Vanessa Angel Tunggu Pemulihan
Saat terjadi tabrakan dengan benda masif lainnya, antara lain beton, sebagaimana dikutip dari Travelers.com, crumple zone membantu mentransfer sebagian energi kinetik mobil ke dalam deformasi atau remuk yang terkendali saat terjadi benturan.
Sehingga bakal dijumpai lebih banyak kerusakan atas fisik kendaraan, namun tingkat keparahan cedera penumpang di dalamnya kemungkinan akan berkurang.
Untuk mereduksi tingkat cedera pada penumpang ini, dikenal fitur Supplemental Restraints System atau SRS airbag, transmisi energi dan momen inersia yang bekerja saat terjadi benturan diantisipasi dengan mengembangnya airbag.
Dikutip dari Australasian New Car Assessment Programme atau ANCAP yang melakukan crash test atau uji tabrak atas Mitsubishi Pajero Sport produksi 2015 ke atas--tipe serupa yang terjadi dalam laka lantas Pajero Sport Tol Jombang-Mojokerto--terdapat tujuh unit airbag sebagai sistem pendukung pengamanan tabrakan. Yaitu untuk pengemudi dengan airbag di setir dan penumpang depan, airbag di lutut pengemudi, serta empat curtain airbag atau tirai airbag sisi samping kiri kanan bagi baris pertama dan kedua dari kendaraan SUV ini.
Dan kinerja SRS airbag untuk hasil lebih optimal adalah penggunaan seatbelt atau sabuk pengaman. Yaitu perangkat keselamatan kendaraan yang dirancang untuk mengamankan pengemudi dan penumpang kendaraan dari gerakan membahayakan selama terjadi tabrakan atau berhenti mendadak. Dalam pergerakannya, pengemudi dan penumpang melaju dengan kecepatan sama seperti kendaraan yang ditumpangi.
Baca Juga: Lewat Jalur Darat, Jasad Vanessa Angel dan Suami Diberangkatkan ke Jakarta
Bagaimana dengan distribusi energi saat satu unit kendaraan membentur dinding masif atau tembok beton tanpa adanya tambahan momen atau gaya lain yang bekerja selain kecepatan mobil itu sendiri?
Dalam ilmu fisika, seperti dikutip dari Thoughtco.com, mobil memberikan gaya (hasil kecepatan) ke arah beton yang kondisinya statis atau tidak bergerak dan tidak patah.
Maka gaya yang diberikan akan kembali ke mobil atau media yang memberikan gaya dalam besaran sama. Rujukannya adalah Hukum Newton Ketiga tentang gerak, "Ketika dua benda berinteraksi, keduanya menerapkan gaya satu sama lain yang sama besarnya dan berlawanan arah."