Ganjil Genap DKI Jakarta Masih Belum Optimal, Diharap Kesadaran Terus Tumbuh

Kamis, 04 November 2021 | 21:25 WIB
Ganjil Genap DKI Jakarta Masih Belum Optimal, Diharap Kesadaran Terus Tumbuh
Warga memotret kendaraan yang terjebak kemacetan saat jam pulang kerja di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Rabu (3/11/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sekretaris Dinas Perhubungan DKI Jakarta Masdes Arouffy menyebutkan bahwa pelaksanaan ganjil genap di DKI Jakarta masih belum optimal untuk menekan mobilitas kendaraan bermotor dan pengguna jasa transportasi umum pada Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Level 2. Demikian dikutip dari kantor berita Antara.

"Ada nilai positifnya, tapi kami akui belum signifikan," jelas Masdes Arouffy, dalam diskusi publik Masyarakat Transportasi Indonesia, di Jakarta, Kamis (4/11/2021).

Masdes Arouffy mengatakan bahwa volume lalu lintas kendaraan bermotor selama periode PPKM Level 2 rata-rata mencapai 146.660 unit per hari atau naik 6,09 persen dibandingkan pada PPKM Level 3 yakni mencapai 138.241 kendaraan, di tiga lokasi yang dipantau yakni Cipete, Senayan, dan Dukuh Atas.

Sejumlah kendaraan terjebak kemacetan saat jam pulang kerja di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Rabu (3/11/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Sejumlah kendaraan terjebak kemacetan saat jam pulang kerja di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Rabu (3/11/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

Sedangkan jumlah penumpang angkutan umum perkotaan di Jakarta, mengalami kenaikan namun belum signfikan yakni 3,23 persen pada PPKM Level 2.

Baca Juga: Saat PPKM Diberlakukan Aturan Ganjil Genap, MTI Dorong Adakan Evaluasi

Masdes Arouffy menjelaskan, pada PPKM Level 3 jumlah penumpang angkutan umum perkotaan mencapai 808.000 dari lima jenis moda transportasi yakni TransJakarta, MRT Jakarta, LRT Jakarta, KRL, dan KA Bandara.

Sedangkan pada PPKM Level 2 jumlah penumpang mencapai 834.000 orang atau naik 3,23 persen.

"Kita perlu waktu orang berpindah ke angkutan umum untuk dapat melihat konsistensi tren ke depan. Angkanya sudah positif tapi belum signifikan masih di bawah lima persen," tandasnya.

Masdes Arouffy mengutip data Google periode 24 Agustus hingga 12 Oktober 2021, mobilitas masyarakat untuk keperluan ritel dan rekreasi naik 16,95 persen, kemudian toko, bahan makanan dan apotek naik 11,48 persen, hingga pusat transportasi umum naik 16,64 persen.

Berdasarkan data hasil pelanggaran ganjil genap di 13 ruas jalan pada 2 November 2021 mencapai total 611 pelanggaran dengan hasil paling banyak di Jalan Sahari mencapai 170 pelanggaran.

Baca Juga: Seperti Anti-roll Bar, Ini Fungsi Rangka Pipa Baja pada Rantis P6 ATAV V1

"Tren pelanggaran ganjil genap sudah ada penurunan sejak 25 Oktober 2021. Diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI