Suara.com - Para produsen kendaraan beberapa tahun terakhir kerap dilanda krisis, mulai dari adanya pandemi Covid-19, kelangkaan chip, insiden Terusan Suez dan yang paling baru, krisis magnesium.
Dilansir dari Visordown, sebetulnya pandemi Covid-19 yang merebak beberapa tahun terakhir memicu orang-orang untuk beralih dari angkutan umum ke naik roda dua. Angka penjualan pun berangsur pulih, bahkan meningkat.
Namun adanya kelangkaan magnesium di China memicu terganggunya produksi komponen motor, khususnya velg.
Bahan ini tak mudah untuk digantikan, mengingat magnesium adalah salah satu bahan utama dalam jenis paduan ringan namun sangat kuat yang sangat dibutuhkan oleh industri sepeda motor.
Baca Juga: Produksi Beras Meningkat, Ini Tiga Wilayah Potensi Penghasil Padi di Kepri
Dengan perkiraan 90% magnesium dunia diproduksi di negara ini, setiap fluktuasi dalam produksi logam nasional memukul industri global dengan keras.
Kelangkaan ini cukup memukul industri motor di Eropa karena 95% magnesium kami berasal dari Negeri Tirai Bambu.
Kelangkaan magnesium ini disebabkan krisis listrik telah memukul industri negara tersebut dengan keras.
Produksi magnesium merupakan salah satu industri yang haus energi, sehingga wajar jika sektor ini menjadi salah satu yang terkena dampak terburuk.
Pada September dan Oktober produksi turun secara dramatis, menguatkan prediksi kemungkinan kendala ke industri sepeda motor dalam beberapa pekan dan bulan mendatang.
Baca Juga: Sepele tapi Bahayakan Nyawa, Hindari 4 Kebiasaan Berkendara Ini
Situasi itu sudah cukup bagi Asosiasi Produsen Mobil Eropa untuk mengeluarkan peringatan kepada para anggotanya.
"Eropa diperkirakan akan kehabisan stok magnesium pada akhir November, dengan kekurangan produksi, penutupan bisnis dan kehilangan pekerjaan terkait mengikuti."
"Untuk itu, industri kami bersama-sama meminta Komisi Eropa dan pemerintah nasional untuk segera bekerja menuju tindakan segera dengan rekanan China untuk mengurangi masalah kekurangan jangka pendek yang kritis serta efek pasokan jangka panjang pada industri Eropa."