Suara.com - Mobil berdimensi kecil dengan harga murah sempat menjadi primadona. Namun belakangan, pabrikan otomotif mulai beralih berhenti memproduksi model ini.
Menurut Mat Watson dari CarWow, lima tahun lalu, satu dari lima mobil yang dijual di Amerika Serikat berharga di bawah 20.000 dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp 280 juta. Saat ini, hanya satu dari sepuluh yang memiliki banderol di bawah 20.000 dolar AS.
Kekinian, sebagian besar produsen mobil menyingkirkan model yang lebih murah di lini produksi mereka.
![Ilustrasi Ford Fiesta 2016. [Shutterstock]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2018/05/24/86220-ford-fiesta.jpg)
Misalnya, Skoda menyingkirkan CitiGo yang lebih terjangkau, Citroen C1, Peugeot 108, Ford Fiesta, dan Fiat Panda atau versi bensin dari Fiat 500. Seluruhnya dicoret dari produksi. Produsen mobil mengganti mobil bensin kecil buatan mereka dengan produk versi listrik.
Namun masalahnya biaya pengembangan kendaraan listrik (EV) tidak semurah mobil konvensional.
"Margin keuntungan pada mobil kecil dengan harga terjangkau sangat kecil," ungkap Mat Watson, seperti dikutip dari Autoevolution.
Ia juga mencatat sebagian besar produsen menjauh dari mobil murah karena mereka lebih tertarik menjual SUV yang lebih menguntungkan. Misalnya, Ford menjual delapan SUV, tujuh truk pikap, dan banyak kendaraan hibrida dan listrik.
Sementara untuk mobil dengan mesin pembakaran internal atau internal combustion engine (ICE) Ford hanya menjual Ford Mustang. Dan model ini tidak bisa digunakan dengan nyaman di jalan-jalan sempit di perkotaan Eropa.
Fenomena serupa juga dapat terlihat di jalan Amerika Serikat. Di mana sebagian besar pembuat mobil berhenti memasarkan mobil dengan harga terjangkau.
Baca Juga: Aturan Uji Emisi DKI Jakarta Dinilai Pakar Otomotif Sebagai Tahapan Menuju Standar Euro 4
Ford menghentikan Fiesta, dan Chevrolet hanya menjual Spark sebagai kendaraan entry-level dengan harga 13.400 dolar Amerika Serikat (AS).