“Namun, intinya mereka mendukung dan mereka sedang menyiapkan diri untuk rencana membuka pasar ke Australia,” jelas Menperin Agus.
Lebih jauh ia mengatakan pertumbuhan kelas menengah di tanah air juga cukup pesat dan rasio kepemilikan kendaraan di Indonesia masih relatif rendah yakni 99 mobil per 1.000 orang, sehingga berpeluang menjadikan Indonesia sebagai pasar terbesar produk otomotif di ASEAN.
“Hal ini tentunya menjadi peluang bagi pengembangan industrialisasi hemat energi dan kendaraan bermotor yang ramah lingkungan sesuai dengan tren global,” paparnya.
Ia menegaskan pengujian emisi CO2 dan konsumsi bahan bakar di Indonesia juga sudah berdasarkan standar internasional.
Selain itu, terdapat utilisasi pelabuhan logistik berikat (PLB) sebagai tempat konsolidasi untuk kendaraan Completely Knock Down (CKD) dan Incompletely Knock Down (IKD) yang berasal dari multisumber atau multishipment.
“Pemerintah juga melakukan penyederhanaan persyaratan skema impor CKD dan IKD,” ujarnya.
Industri otomotif di Tanah Air tumbuh 45,7 persen di triwulan II-2021. Saat ini terdapat 21 perusahaan industri kendaraan bermotor roda empat atau lebih dengan nilai investasi Rp71,35 triliun dan kapasitas produksi 2,35 juta unit per tahun.
“Industri industri otomotif mampu mempekerjakan lebih dari 38.000 pekerja langsung dan sekitar 1,5 juta orang di sepanjang rantai nilai industri,” ujar Menperin Agus. [Antara]
Baca Juga: Peresmian Autoglad Sebagai Bengkel Perbaikan Cat dan Bodi Akreditasi BMW dan MINI