BMW dan Mercedes-Benz Minat Bangun Pabrik di Indonesia, Sasar Pasar Australia

Liberty Jemadu Suara.Com
Sabtu, 30 Oktober 2021 | 23:25 WIB
BMW dan Mercedes-Benz Minat Bangun Pabrik di Indonesia, Sasar Pasar Australia
Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita (kedua kanan) didampingi Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Republik Federal Jerman, Arif Havas Oegroseno (kedua kiri) beserta Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Frankfurt Acep Somantri (paling kiri) berfoto bersama Senior Vice President BMW Asia-Pacific, Eastern Europe, Middle East, Africa Hendrik von Kuenheim (paling kanan) saat melakukan kunjungan kerja ke Jerman. [Antara/Kementerian Perindustrian)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengklaim bahwa raksasa otomotif Jerman, BMW berminat mengembangkan ekosistem mobil fuel cell di Indonesia. Sementara Mercedes-Benz tertarik menjadikan Indonesia sebagai pusat produksi dan ekspor mobil ke Australia.

“BMW telah menyatakan minatnya untuk membangun ekosistem tersebut di Indonesia. Mercesdes-Benz juga bersedia bekerja sama dan sedang mengeksplorasi peluang ekspor kendaraan ke Australia dan ASEAN, rencananya mereka akan menjadikan Indonesia sebagai hub produksi,” ujar Menperin di Munich, Jerman, Jumat (30/10/2021) waktu setempat, seperti dikutip dari keterangan tertulisnya.

Menperin mengatakan sangat penting untuk investor berinvestasi di Indonesia karena di masa depan akan terjadi peningkatan permintaan mobil listrik di dunia dan Indonesia punya target pengembangan komponen utama untuk mobil listrik seperti baterai, motor listrik, dan inverter.

Menperin menjelaskan Indonesia telah menandatangani Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) yang berlaku sejak 5 Juli 2020.

Baca Juga: Peresmian Autoglad Sebagai Bengkel Perbaikan Cat dan Bodi Akreditasi BMW dan MINI

Dengan itu, ada penghapusan tarif perdagangan kendaraan (Completely Built Up) CBU menjadi 0 persen bagi mobil penumpang yang diproduksi di Indonesia untuk diekspor ke Australia.

Untuk itu, Menperin menawarkan kepada produsen mobil dari Jerman agar menjadikan Indonesia sebagai pusat produksi kendaraan bermotor yang diekspor ke Australia.

“Selain itu, mobil asal Jerman seperti BMW dan Mercedes-Benz merupakan merek premium yang paling populer di Australia pada tahun 2020,” ujar Menperin Agus.

Sementara itu BMW Indonesia bersama mitra lokalnya PT Tjahja Sakti Motor memiliki pabrikan untuk sekitar sembilan model mobil penumpang, dengan kinerja produksi pada tahun 2020 sebanyak 1.470 unit, dan Januari hingga September 2021 sebanyak 1.152 unit.

Mercedes-Benz Indonesia (MBI) memproduksi sekitar delapan model mobil penumpang, dengan kinerja produksi pada 2020 sebanyak 457 unit dan Januari hingga September 2021 sebanyak 224 unit.

Baca Juga: "Stolen Vehicle Help", Layanan Jitu Hasil Kerja Sama Mercedes-Benz dan IBM

Terkait dengan tawaran itu, kata Menperin, saat ini Mercedes-Benz sedang mengalkukasi value chain dalam rencana produksi, termasuk biaya manufaktur, biaya logistik, regulasi, persyaratan teknologi, tarif pajak, serta hal-hal terkait lainnya.

“Namun, intinya mereka mendukung dan mereka sedang menyiapkan diri untuk rencana membuka pasar ke Australia,” jelas Menperin Agus.

Lebih jauh ia mengatakan pertumbuhan kelas menengah di tanah air juga cukup pesat dan rasio kepemilikan kendaraan di Indonesia masih relatif rendah yakni 99 mobil per 1.000 orang, sehingga berpeluang menjadikan Indonesia sebagai pasar terbesar produk otomotif di ASEAN.

“Hal ini tentunya menjadi peluang bagi pengembangan industrialisasi hemat energi dan kendaraan bermotor yang ramah lingkungan sesuai dengan tren global,” paparnya.

Ia menegaskan pengujian emisi CO2 dan konsumsi bahan bakar di Indonesia juga sudah berdasarkan standar internasional.

Selain itu, terdapat utilisasi pelabuhan logistik berikat (PLB) sebagai tempat konsolidasi untuk kendaraan Completely Knock Down (CKD) dan Incompletely Knock Down (IKD) yang berasal dari multisumber atau multishipment.

“Pemerintah juga melakukan penyederhanaan persyaratan skema impor CKD dan IKD,” ujarnya.

Industri otomotif di Tanah Air tumbuh 45,7 persen di triwulan II-2021. Saat ini terdapat 21 perusahaan industri kendaraan bermotor roda empat atau lebih dengan nilai investasi Rp71,35 triliun dan kapasitas produksi 2,35 juta unit per tahun.

“Industri industri otomotif mampu mempekerjakan lebih dari 38.000 pekerja langsung dan sekitar 1,5 juta orang di sepanjang rantai nilai industri,” ujar Menperin Agus. [Antara]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI