Investasi Kendaraan Listrik Masuk, Pemerintah Dorong Pembangunan Stasiun Isi Ulang Baterai

Liberty Jemadu Suara.Com
Selasa, 26 Oktober 2021 | 01:15 WIB
Investasi Kendaraan Listrik Masuk, Pemerintah Dorong Pembangunan Stasiun Isi Ulang Baterai
Pemilik mobil listrik mengisi daya kendaraannya di sela-sela peresmian Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) PLN di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (29/2/2020) [ANTARA FOTO/Moch Asim/aww]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Setelah Investasi Kendaraan Listrik Masuk, Pemerintah Dorong Pembangunan Stasiun Isi Ulang Baterai

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pemerintah akan fokus mendorong pembangungan jaringan stasiun pengisian baterai kendaraan listrik setelah investasi masuk ke Tanah Air.

Luhut menyampaikan langkah itu saat berbicara dalam acara Peluncuran Ekosistem Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai Untuk Indonesia, Senin (25/10/2021) di Jakarta. Ia mengatakan jaringan stasiun pengisian dan penukaran baterai penting untuk membangun ekosistem kendaraan listrik.

Ekosistem yang dimaksud adalah industri kendaraan listrik dan komponen, industri baterai, daur ulang baterai, jaringan pengisian serta penukaran baterai.

Baca Juga: Kemenperin Targetkan Produksi Mobil dan Bus Listrik 600 Ribu Unit

"Tanpa jaringan charging station dan battery swap yang memadai akan sulit bagi kendaraan listrik berkembang di Indonesia. BUMN, seperti PLN dan Pertamina dan juga sektor swasta diharapkan juga dapat turut andil dalam pengembangan ini," kata Luhut seperti dilansir dari Antara.

Lebih lanjut, Luhut mengatakan salah satu rantai pasokan yang penting juga dibangun di Indonesia yakni fasilitas daur ulang baterai litium yang diharapkan dapat di-groundbreaking pada November mendatang di Morowali, Sulteng.

Menurut Luhut, industri daur ulang baterai sangat penting karena mampu mengekstraksi 99 persen logam yang ada dalam baterai bekas. Dengan demikian, Indonesia bisa membangun ekosistem yang mana tidak ada limbah yang terbuang.

"Ini juga saya kira penting, ini menjadi sumber nikel, aluminium, kobalt, dan tembaga. Untuk litium baterai tidak lagi mengandalkan dari alam dan langkah ini memastikan sustainabilitas posisi penting Indonesia dalam mata rantai suplai litium baterai di masa depan," katanya.

Hal yang tidak kalah penting, lanjut Luhut, juga terkait riset dan pengembangan (R&D) yang perlu terus dibangun dalam pengembangan kendaraan listrik di masa depan.

Baca Juga: Menuju Era Kendaraan Listrik Tenaga Baterai, Ini Peta Jalan dari Kemenperin

Luhut mengatakan berbagai langkah pemerintah untuk mengembangkan industri baterai dan kendaraan listrik merupakan bentuk nyata dan komitmen keseriusan Indonesia dalam upaya mewujudkan ambisi pengurangan emisi gas rumah kaca.

Pada 2030 mendatang, Indonesia menargetkan pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen di bawah skenario business as usual dan 41 persen dengan bantuan internasional.

Pengembangan ekosistem baterai dan kendaraan listrik, lanjut dia, juga jadi program pemerintah Indonesia agar bisa lebih ramah lingkungan.

"Ke depan, masalah climate change ini menjadi topik yang sangat serius oleh Pemerintah Indonesia dan ini juga didorong terus oleh Presiden Joko Widodo," pungkas Luhut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI