Tampil di Expo 2020 Dubai, Kemenperin Ungkap Potensi Industri Otomotif Indonesia

Senin, 25 Oktober 2021 | 08:39 WIB
Tampil di Expo 2020 Dubai, Kemenperin Ungkap Potensi Industri Otomotif Indonesia
Expo 2020 Dubai, taampak booth Indonesia dengan partisipasi dari Astra International [PT Astra International Tbk.]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Di ajang Expo 2020 Dubai, Kementerian Perindustrian mengungkapkan potensi industri otomotif dan elektronik yang berhasil mengaplikasikan teknologi digital melalui transformasi untuk berada di era industri 4.0.

Dikutip dari kantor berita Antara, aplikasi teknologi digital ini adalah wujud nyata implementasi dari peta jalan Making Indonesia 4.0.

"Pemerintah optimistis aspirasi besar yang ada di Making Indonesia 4.0 bisa terwujud, yakni menjadikan Indonesia sebagai bagian dari 10 negara yang memiliki perekonomian terkuat di dunia pada 2030," jelas Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita lewat keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu (24/10/2021).

Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita. [Antara]
Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita. [Antara]

Disebutkan oleh Menperin, saat diluncurkan pada 2018, peta jalan Making Indonesia 4.0 menetapkan lima sektor industri yang mendapat prioritas pengembangan dalam menerapkan digitalisasi. Yaitu industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, elektronik, dan kimia.

Baca Juga: Best 5 Oto: Moto Guzzi V85 TT Travel Kiriman Pertama, Konversi Motor Listrik Ini Caranya

Seiring berjalannya waktu, terutama dalam masa pandemi COVID-19, pemerintah menambah dua sektor lagi yang turut dipacu kinerjanya. Yaitu industri farmasi dan alat kesehatan.

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Taufiek Bawazier mengemukakan pihaknya bertekad semakin memacu kinerja dua sektor industri binaannya yang masuk prioritas pengembangan dalam Making Indonesia 4.0, yaitu industri otomotif dan elektronika.

"Keuntungannya dalam bertransformasi digital, antara lain adalah dapat meningkatkan daya saing, mengurangi cost, meningkatkan revenue, dan memiliki kesempatan untuk memperluas market secara global," kata Taufiek Bawazier.

Indonesia adalah pasar otomotif terbesar di Asia Tenggara. Ekosistem di sektor ini telah mempekerjakan lebih dari 1,5 juta orang.

"Saat ini, industri otomotif Indonesia didukung oleh industri komponen tier 1, 2, dan 3 yang berperan penting terhadap produktivitasnya. Pemerintah terus meningkatkan ekosistem industri otomotif ini karena membawa dampak luas bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat,” lanjutnya.

Baca Juga: Turut Hadir dalam Expo 2020 Dubai, Astra Mendukung Paviliun Indonesia

Apalagi, Pemerintah Indonesia sedang fokus dalam pengembangan industri kendaraan listrik. Sudah ada beberapa peraturan dan kebijakan yang diterbitkan dalam upaya memberikan kemudahan untuk mendatangkan investor di Tanah Air.

"Salah satu investasi yang digenjot adalah pengembangan baterai. Sebab, itu merupakan komponen utama dalam Electric Vehicle (EV), dan Indonesia punya raw material-nya berupa aluminium, tembaga, graphite, nikel, mangan, dan cobalt," kata Taufiek Bawazier.

Saat ini, Indonesia telah menerapkan peta jalan pengembangan kendaraan listrik melalui Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 27 tahun 2020.

"Sangat penting untuk investor berinvestasi di Indonesia karena kami yakin di masa depan akan terjadi peningkatan demand EV di dunia. Indonesia punya target pengembangan komponen utama untuk EV seperti baterai, motor elektrik, dan inverter," tambahnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI