Suara.com - Pabrikan motor besar alias motor gede atau moge asal Amerika Serikat, Harley-Davidson mulai merasa khawatir terkait masa depan perusahaan. Hal ini tak lain karena melihat situasi yang terjadi saat ini.
Perusahaan melihat ada permasalahan yang bisa mengancam nasib perusahaan. Pertama kelangkaan chip semikonduktor, dan nilai pajak yang semakin tinggi untuk pasar di wilayah Eropa.
"Karena jumlah mesin yang diproduksi lebih sedikit, Harley-Davidson memasoknya ke wilayah yang tidak memberatkan pabrikan," jelas Matthias Meier, Juru Bicara Harley-Davidson Eropa, dikutip dari Visordown.
Kelangkaan chip semikonduktor membuat pabrikan tidak bisa memproduksi model Harley-Davidson Softail 2022.
Baca Juga: Best 5 Oto: Adu Kebut Charles Leclerc-Carlos Sainz Jr., Bocoran All-New Toyota Avanza
Jika dipaksakan, pabrikan akan memangkas fitur bawaan atau standar yang penting, seperti ABS (Anti-lock Brake System). Bila pemangkasan fitur ini dilakukan, tentu akan menjadi tanda tanya bagi konsumen setia Harley-Davidson.
Sementara itu, ada beban pajak yang tinggi. Ketentuan ini diberlakukan untuk sepeda motor yang masuk dari Amerika Serikat ke wilayah Eropa, karena adanya regulasi baru yang membebankan pajak 25 persen kepada produsen otomotif.
Tidak hanya itu, peraturan akan kembali akan berubah pada Desember 2021. Di mana, nilai pajak 25 persen akan ditingkatkan hingga 50 persen.