Suara.com - Unit Toyota Motor Corporation di Amerika Utara memberikan pernyataan akan mengucurkan investasi senilai sekitar 3,4 miliar dolar Amerika Serikat (AS) untuk pengembangan dan produksi baterai produk otomotif di Amerika Serikat hingga 2030.
Dikutip kantor berita Antara dari Reuters pada Selasa (19/10/2021), Toyota merencanakan mendirikan perusahaan baru dan membangun pabrik baterai otomotif Amerika Serikat bersama Toyota Tsusho--bagian perdagangan logam pembuat mobil dan unit dari Toyota Group.
Sebagai produsen baterai untuk kendaraan, pabrik baru ini mencakup investasi Toyota senilai 1,29 miliar dolar AS hingga 2031, bertujuan untuk memulai produksi pada 2025, dan diharapkan mampu menciptakan 1.750 pekerjaan baru di Negeri Paman Sam.
Dana ini bagian dari total 13,5 miliar dolar AS yang sebelumnya diumumkan pada September. Dana itu direncanakan untuk dibelanjakan secara global pada 2030 untuk mengembangkan baterai dan sistem pasokan baterainya.
Baca Juga: Perkembangan Mobil Listrik di Indonesia dan Potensi Menjadi Negara Terkaya
Produsen mobil terbesar Jepang ini menyebutkan pula pada September bahwa pihaknya bertujuan untuk memangkas biaya baterainya hingga 30 persen atau lebih dengan mengerjakan bahan yang digunakan dan cara sel terstruktur.
Toyota mengatakan perusahaan baru awalnya akan fokus pada produksi baterai untuk kendaraan hibrida. Perusahaan pun mengatakan nantinya akan mengungkapkan kapasitas produksi, struktur bisnis perusahaan baru dan lokasi pabrik.
Ted Ogawa, CEO Toyota Amerika Utara menyatakan bahwa investasi "akan membantu membuat kendaraan listrik yang lebih terjangkau bagi konsumen Amerika Serikat."
Langkah Toyota untuk memproduksi baterai listrik sendiri adalah langkah efisien dalam pengadaan pendukung kendaraan terelektrifikasi. Mengingat produsen otomotif di seluruh dunia menginvestasikan miliaran dolar AS untuk meningkatkan produksi baterai dan kendaraan listrik dengan peraturan lingkungan yang semakin ketat.
Pada Agustus, Presiden Joe Biden menandatangani perintah eksekutif yang menetapkan target komposisi produksi mobil. Yaitu setengah dari semua kendaraan baru yang dijual pada 2030 adalah kendaraan nol emisi.
Baca Juga: Harga Mobil Listrik Masih Mahal, Butuh Transisi Menuju BEV