Suara.com - Sebagai pengendara motor, penting untuk mengetahui jarak tempuh yang aman dalam sekali perjalanan. Meski sejatinya tidak ada patokan yang pasti mengenai jarak ini.
Namun ada dua faktor yang memengaruhi jarak tempuh maksimal ini. Yaitu kondisi sepeda motor dan kondisi fisik pengendara.
Seperti dikutip dari Wahana Honda, inilah jarak tempuh maksimal dalam sekali mengendarai motor. Kuncinya, pengendara disarankan beristirahat setelah menempuh perjalanan menggunakan sepeda motor di jarak dan waktu tertentu.
Tips berkendara dan jarak tempuh maksimal dalam sehari:
Baca Juga: Selamat Hari Asuransi, Apakah Mobil Kesayangan Sudah Ikut Program Perlindungan?
Istirahat setiap tiga jam
- Apabila berencana menempuh perjalanan jauh yang akan memakan waktu lama, beristirahatlah setelah naik motor selama tiga jam.
- Dengan kecepatan wajar, motor diperhitungkan sudah melaju sejauh 100 km dalam tiga jam. Jadi sebaiknya beristirahat ketika sudah naik motor sepanjang 100 km.
Maksimal berkendara delapan jam sehari
- Sementara itu dalam sehari disarankan berkendara motor selama delapan jam. Setelah delapan jam, tubuh harus beristirahat sepenuhnya.
- Selain kondisi fisik, kondisi motor juga harus diperhatikan. Bagian-bagian motor ini harus rutin dicek
Oli
- Gantilah oli setiap menempuh perjalanan sejauh 2.000-3.500 kilometer. Namun, jarak ini bukanlah acuan pasti bagi setiap motor. Bisa mengikuti rekomendasi dari pabrikan.
Rem
- Seiring penggunaannya dalam waktu lama, rem juga harus dicek. Jangan sampai ketika hendak bepergian, rem ternyata keras atau malah blong.
- Selain itu, waspadai juga panas berlebihan pada tromol, bagi motor yang masih menggunakan teknologi ini.
Ban
Baca Juga: Perkembangan Mobil Listrik di Indonesia dan Potensi Menjadi Negara Terkaya
- Seperti halnya rem, ban juga tak boleh luput dari perhatian. Jika sudah mulai sedikit botak, ada baiknya mengganti dengan yang baru, demi keamanan dan keselamatan saat berkendara.