Suara.com - MINI, salah satu brand otomotif ternama Britania Raya yang berada di bawah payung BMW memastikan tidak menggunakan bahan kulit untuk mobil generasi berikutnya.
Menurut Oliver Heilmer, Kepala Desain MINI, menjadi produsen mobil premium tidak berarti harus diwujudkan dalam desain interior yang banyak menggunakan bahan kulit.
"Untuk mobil generasi berikutnya, kami coba mengurangi lagi dan fokus pada apa saja yang perlu. Kami akan menghadirkan kehangatan lewat perpaduan warna dan bahan lainnya," ujar Oliver Heilmer kepada Autocar, seperti dikutip Motor 1.
Sebagai pengganti bahan kulit, MINI dikabarkan akan lebih banyak menggunakan bahan daur ulang. Hal ini menjadi upaya berkelanjutan dan mengurangi dampak pada CO2.
Baca Juga: Bergaya City Sales Outlet, Diler MINI Indonesia Kelima Hadir di Senopati Jakarta Selatan
"Ketika tersedia lebih sedikit elemen, materi fabric memiliki kehangatan untuk mengimbanginya," papar Heilmer.
Sebagai informasi, apa yang dilakukan MINI sebenarnya bukanlah yang pertama kali dilakukan oleh perusahaan otomotif.
Baru-baru ini produsen mobil asal Swedia, Volvo telah berkomitmen untuk mengurangi pemakaian bahan kulit satwa di interior mobilnya.
Disebutkan bahwa Volvo sadar penggunaan kulit sapi dapat menyebabkan alam menjadi semakin rusak. Volvo menyebutkan bahwa pembiakan sapi diestimasi bisa menghasilkan 14 persen emisi gas rumah kaca.
Hal ini dinilai bertentangan dengan visi-misi Volvo yang ingin mengurangi emisi CO2 sekaligus melindungi habitat dan kelangsungan hidup fauna di Bumi. Oleh karena itu perusahaan akan mencari alternatif bahan lain untuk interior dari mobil buatannya.
Baca Juga: Best 5 Oto: SUV Tiger Woods, dr Tirta Tampil Bareng MINI Cooper