Suara.com - Publicis Sapient menggelar sebuah penelitian dengan hasil cukup di luar dugaan. Yaitu generasi Z tidak lagi memilih mobil sebagai pilihan utama dalam melakukan sebuah perjalanan.
Artinya, Gen Z menciptakan budaya mobilitas yang sama sekali baru. Sehingga, pembuat mobil dan penyedia mobilitas perlu beradaptasi dengan tuntutan masyarakat di era serba digital.
Di Inggris misalnya, jumlah orang dewasa muda berusia 17 hingga 20 tahun yang memiliki driving license tau Surat Izin Mengemudi (SIM) telah menurun 40 persen sejak 1990-an.
Dengan hasil survei ini, didapati fakta bahwa mobil semakin kehilangan arti penting sebagai simbol status, terutama untuk Gen Z.
Baca Juga: General Motors Kembangkan REE untuk Pembuatan Mobil Listrik
Hal ini disebabkan berbagai alasan, dengan salah satu faktor utama adalah meningkatnya biaya hidup. Hasilnya banyak orang dewasa muda tidak mampu membeli mobil.
Selain itu, lokasi juga memiliki peran yang sangat penting. Sebagian besar Gen Z tinggal di daerah perkotaan, di mana mobil tidak terlalu dibutuhkan. Transportasi umum, apalagi di Inggris dan bagian Britania Raya lainnya, fasilitas transportasi umum yang baik membuat kebutuhan mobilitas bisa diperoleh dengan mudah.
Ketiga, generasi muda memilih untuk memulai kehidupan berkeluarga dengan usia yang lebih matang dibanding yang dilakukan orangtua dan kakek-nenek mereka. Digitalisasi dan munculnya layanan mobilitas baru juga mempengaruhi pergeseran ini.
Penyedia layanan ridesharing seperti Uber dan Lyft, produk last-mile seperti e-skuter dan layanan sesuai permintaan semakin mengubah mobilitas, terutama di kota-kota besar.
Tumbuhnya kesadaran lingkungan di kalangan anak muda juga memainkan peran penting dalam pemilihan transportasi, karena lingkungan yang keberlanjutan terbukti menjadi perhatian utama generasi ini, menjadikan digitalisasi ekologi mobilitas sebagai konsep yang semakin menarik.
Baca Juga: Pemda Gunakan Mobil Listrik Sebagai Kendaraan Dinas, PLN Siapkan SPKLU di Kota Jayapura
Gen Z menjalani kehidupan mereka secara online. Mereka lebih suka beralih di antara solusi mobilitas yang ditawarkan secara digital dengan pilihan transportasi yang dapat diakses hanya melalui perangkat mereka.
Model bisnis inovatif dalam bentuk aplikasi terintegrasi yang mencakup layanan seperti transportasi umum, layanan taksi, sepeda sewaan, skuter, dan lainnya menjadi pilihan yang lebih menarik secara finansial bagi banyak Gen Z. Dan di saat sama, pilihan-pilihan ini lebih ramah lingkungan.