General Motors Kembangkan REE untuk Pembuatan Mobil Listrik

Kamis, 07 Oktober 2021 | 13:07 WIB
General Motors Kembangkan REE untuk Pembuatan Mobil Listrik
Logo General Motors yang menggambarkan kesiapan membuat mobil listrik. Sebagai ilustrasi [YouTube GM].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - REE atau Rare Earth Elements alias logam tanah jarang adalah salah satu material yang digunakan dalam pembuatan mobil listrik. General Motors dan General Electric sepakat untuk mengembangkan REE sebagai material dalam pembuatan kendaraan listrik atau Electric Vehicle (EV).

General Motors mengatakan bahwa pihaknya telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan General Electric untuk pasokan logam tanah jarang. Tujuannya adalah memproduksi kendaraan listrik dan peralatan energi bersih.

"Rantai pasokan lokal yang aman, berkelanjutan, dan tangguh untuk bahan kendaraan listrik sangat penting dalam mewujudkan visi General Motors tentang masa depan serba listrik," papar Shilpan Amin, wakil presiden General Motors yang dikutip dari TechCrunch, dan dilansir Rabu (6/10/2021).

Lebih lanjut, ia menjelaskan, motor adalah salah satu komponen terpenting dari Platform Ultium dan logam tanah jarang yang berat dan ringan merupakan bahan penting dalam magnet motor.

Baca Juga: Nissan Ungkap Alasan Mengapa Harga Mobil Listriknya Masih Tinggi

Motor yang akan menggerakkan EV berbasis Ultium GM dibangun sebagai kelompok yang bisa diskalakan, berbagi prinsip desain serta perkakas dan strategi manufaktur yang serupa. Tampak bagian ketiga motor [General Motors via ANTARA].
Motor yang akan menggerakkan EV berbasis Ultium GM dibangun sebagai kelompok yang bisa diskalakan, berbagi prinsip desain serta perkakas dan strategi manufaktur yang serupa. Tampak bagian ketiga motor . Sebagai ilustrasi [General Motors via ANTARA].

Sebagai tahap awal, kedua perusahaan akan fokus pada pembentukan rantai pasokan untuk pembuatan magnet di Amerika Utara dan Eropa. Penting dilakukan di negara-negara itu, karena saat ini produsen utama magnet masih berada di China, Brasil, dan India.

Kedua perusahaan juga akan mengeksplorasi rantai pasokan baru untuk tembaga dan baja. Bahan yang sebagian terdiri bahan daur ulang akan digunakan dalam motor traksi otomotif dan pembangkit listrik terbarukan.

Perjanjian ini juga menjadi penanda bahwa pembuat mobil asal Amerika Utara ini ingin mengurangi ketergantungan mereka pada negara asing untuk bahan mineral pentingmseperti REE.

Hal ini sejalan dengan desakan dari Presiden Joe Biden dan mantan Presiden Donald Trump yang menyerukan untuk melakukan penguatan sumber mineral domestik seperti tembaga dan lithium, agar tetap kompetitif dalam masa transisi menuju kendaraan listrik.

Baca Juga: Pemda Gunakan Mobil Listrik Sebagai Kendaraan Dinas, PLN Siapkan SPKLU di Kota Jayapura

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI