Suara.com - Sejak akhir September, para pengguna kendaraan di Inggris Raya mengalami krisis bahan bakar. Tak cuma berdampak pada masyarakat kelas menengah ke bawah, bahkan warga berduit seperti pemain sepak bola ternama Cristiano Ronaldo pun ikut terkena dampak.
Lebih dari 2.000 SPBU Inggris dilaporkan kehabisan bahan bakar. Asosiasi Pengecer Bensin mengatakan pada 29 September bahwa 27 persen stasiun yang diawasi tidak memiliki bahan bakar, yang turun dari 66 persen di awal pekan.
Dilansir dari Rideapart, pengendara yang dapat menemukan bahan bakar menyebut bahwa harga harus dibayar tergolong paling tinggi dalam delapan tahun.
Bukannya karena stok BBM menipis, namun kelangkaan ini disebabkan adanya gangguan distribusi.
Baca Juga: Best 5 Oto: Genesis GV60 Pairing dengan Samsung, Mobil Cristiano Ronaldo Mejeng di SPBU

Saat ini terjadi kekurangan pengemudi truk yang memenuhi syarat untuk mengirimkan bahan bakar ke SPBU, yang mengakibatkan kemacetan.
Beberapa politisi Uni Eropa menunjuk referendum Brexit 2016 sebagai penyebab yang paling mungkin, yang tentu saja dibantah oleh politisi Inggris.
Laporan lain menyebutkan bahwa bahwa “puluhan ribu pengemudi truk Uni Eropa pergi selama pusaran Brexit,” yang tampaknya cukup signifikan.
Perusahaan bahan bakar, tentu saja, mengatakan bahwa masalahnya sebenarnya bukan kekurangan bahan bakar.
Sebaliknya, kata mereka, itu adalah dua hal: Kekurangan pengemudi tanker, dan publik Inggris panik membeli semua bensin yang bisa mereka dapatkan.
Baca Juga: Inggris Dilanda Kelangkaan BBM, Militer Dikerahkan
Pernyataan bersama yang dikeluarkan oleh BP, Royal Dutch Shell, dan Exxon Mobil mengatakan bahwa “ada banyak bahan bakar di kilang dan terminal Inggris”.

Industri bahan bakar tentunya bukan satu-satunya industri yang merasakan dampak dari kekurangan tenaga kerja saat ini.
Baik industri farmasi maupun pertanian juga merasakan kepedihan karena kekurangan pengemudi truk, serta kekurangan pekerja pengolah daging yang menyertainya di sektor pertanian.
![Ilustrasi truk trailer. [Pixabay]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2017/07/24/23345-ilustrasi-truk-trailer.jpg)
Di Inggris, pekerjaan pengolahan daging sebagian besar telah ditangani oleh imigran Eropa timur selama beberapa waktu, yang sangat dibatasi oleh Brexit.
Serikat Petani Nasional mengatakan bahwa potensi pemusnahan 150.000 babi sekarang tinggal seminggu hingga sepuluh hari lagi karena mereka tidak dapat diproses tepat waktu.
Restoran dan toko kelontong juga kehabisan persediaan karena tidak ada pengemudi yang menyediakannya.
Sementara Brexit telah berdampak negatif pada pengemudi truk asal negara-negara anggota Uni Eropa di Inggris Raya, penundaan lisensi terkait pandemi juga tidak membuat segalanya menjadi lebih mudah.
Asosiasi Pengangkutan Jalan Inggris mengatakan bahwa saat ini, jumlah sopir di kerajaan tersebut turun hingga 100.000 secara total. Tidak heran jika banyak industri merasakan angka seperti itu secara bersamaan.
![Ilustrasi SPBU.[Unsplash/Sophie Jonas]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/08/11/11210-ilustrasi-spbu.jpg)
Sementara itu, pemerintah Inggris pada bulan Agustus lalu menyarankan bahwa pemberi kerja selayaknya menawarkan gaji dan kondisi kerja yang lebih baik untuk pengemudi truk Inggris, alih-alih melonggarkan pembatasan imigrasi terkait Brexit dari Uni Eropa. Tidak jelas pada titik tersebut apakah perusahaan tengah mempertimbangkan opsi ini.
Dengan situasi seperti yang ada pada bulan September, pemerintah Inggris kini memanggil sekitar 150 pengemudi militer yang memenuhi syarat untuk mulai mengirimkan bahan bakar, bersama dengan 150 personel pendukung tambahan.
Mereka juga berencana untuk menawarkan 5.000 visa sementara kepada pengemudi tangki bahan bakar dan truk makanan asal Uni Eropa menjelang musim liburan.