Suara.com - Bagaimana rasanya menjadi pengusaha yang membawa hasil panen untuk dijual atau didistribusikan ke pabrik pengolahan? Atau di manakah letak keseruan mengemudi kendaraan komersial, salah satunya dengan mematikan fasilitas AC agar tenaga kendaraan bisa dialokasikan dalam mengatasi bobot hasil panen atau barang hasil usaha? Suara.com merasakan keseruan ini saat diundang PT Sokonindo Automobile (DFSK)
DFSK memiliki produk DFSK Super Cab untuk segmen kendaraan komersial. Di kelompok ini kompetitornya antara lain Suzuki Carry.
Lewat ajang DFSK Super Cab Media Challenge, pembuat mobil asal China ini mengajak awak media untuk menjajal keiritan dan ketangguhan salah satu produk andalannya itu.
Agar semakin "mendekati" skema penggunaan mobil komersial, Suara.com pun ikut membawa angkutan berbobot mencapai satu (1) ton.
Baca Juga: Super Cab Menopang Penjualan DFSK di Kota Bandung
Lantas untuk metode pengujian kali ini tersedia enam unit DFSK Super Cab. Setiap unitnya diisi dua orang penumpang dengan total jarak tempuh 57 km, menyusuri berbagai kondisi jalan di Bandung dan Lembang. Mulai dari perkotaan dan masuk ke kawasan pedesaan, dengan kontur jalan yang banyak tanjakan.
Berikut review DFSK Super Cab:
Performa
Pada saat pengujian, DFSK Super Cab 1.5L membawa beban berbobot 1 ton semen yang digunakan untuk kegiatan sosial--totalnya berupa donasi 6 ton semen untuk renovasi rumah ibadah di Kota Bandung--pada Rabu (22/09/2021).
Baca Juga: Konsumen DFSK Super Cab Masih Pilih Mesin Bensin Ketimbang Diesel
DFSK Super Cab menawarkan dua varian mesin, yaitu varian mesin bensin DK15 1.500cc bertenaga 102 dk torsi 140 Nm dan varian diesel 1.300cc bertenaga 75 dk torsi 190 Nm. Untuk konsumen yang membutuhkan torsi lebih besar bisa memilih mesin turbo diesel 1.300cc.
Tim Suara.com melakukan pengujian menggunakan mesin bensin, secara keseluruhan performa yang dihasilkan DFSK Super Cab sangat mumpuni. Terbukti saat harus melewati jalan menanjak yang cukup curam, mobil masih bisa melenggang mulus walaupun diisi muatan penuh.
Namun sebagai catatan, pada saat melakukan pengujian tim memilih tidak menggunakan AC agar dapat benar-benar mendapatkan pengalaman berkendara layaknya pengendara mobil komersial.
Saat memasuki area perkotaan dengan kondisi lalu lintas yang padat, DFSK Super Cab rupanya masih cukup nyaman untuk diajak bermanuver.
Dengan ukuran flat deck 2.460 mm x 1.670 mm x 340 mm (PxLxT), mobil dapat dengan mudah membelah padatnya lalu lintas di Kota Bandung.
Namun sayang saat berada di balik roda kemudi, posisi pedal rupanya lebih menjorok ke tengah. Dengan kata lain, posisi kaki pengemudi pasti akan sedikit miring ke arah kiri. Dalam perjalanan jarak jauh, kondisi ini agak sedikit mengganggu.
Konsumsi BBM
Sebanyak enam mobil yang diuji, hasilnya cukup mengejutkan. Dengan jarak tempuh sejauh 57 km, tim hanya menghabiskan bahan bakar sebanyak 3,7L.
Bila dirata-rata, DFSK Super Cab yang menghabiskan 1L bahan bakar per 15,4 km.
Namun hasil ini rupanya bukan hasil terbaik, peserta lain rupanya dapat lebih memaksimalkan konsumsi bahan bakar selama perjalanan.
Tercatat hasil konsumsi bahan bakat teririt mencapai 3,6L. Dengan rata-rata konsumsi bahan bakar 1L per 15,8 km.
Sebagai informasi, selain difungsikan sebagai kendaraan pick-up, DFSK Super Cab bisa dimodifikasi sesuai kebutuhan para konsumen. Sejauh ini, DFSK Super Cab bisa diubah menjadi angkutan umum, ambulans, mobil box, chiller box (untuk membawa bahan pangan beku semisal daging), hingga moko (mobil toko).