Suara.com - Mark Reuss, President General Motors menyatakan pasokan global semikonduktor akan kembali stabil, namun dengan catatan. Yaitu dalam tingkat yang lebih rendah dibandingkan keinginan industri otomotif dalam mengumpulkan persediaan bahan untuk pembuatan kendaraan.
"Kita akan melihat stabilisasi sampai batas tertentu sebelum bisa mendapatkan volume yang benar-benar kita butuhkan," jelas Mark Reuss sebagaimana dikutip kantor berita Antara dari Reuters, Rabu (22/9/2021).
Kekurangan semikonduktor global telah membuat General Motors dan para carmaker menghentikan produksi di pabrik-pabrik mereka. Ditambah peringatan beberapa eksekutif dari bidang ini, bahwa langkanya cip semikonduktor bisa berlanjut hingga 2023.
Chief Financial Officer General Motors, Paul Jacobson mengatakan pekan lalu bahwa pihaknya mengharapkan "tahun yang lebih stabil" pada 2022 dengan ketersediaan pasokan chip semikonduktor. Sementara pengiriman grosir kuartal ketiga bisa turun ke angka 200.000 unit karena masalah kelangkaan itu.
Baca Juga: Asal Indonesia, Irene Nikkein Jabat Direktur Regional Rolls-Royce Asia Pasifik
Di masa mendatang, kata Mark Reuss, ia menyebutkan masalah penting bagi industri otomotif adalah mendaur ulang bahan yang digunakan dalam baterai kendaraan listrik (EV), seperti mineral.
"Ada banyak bahan dalam sel baterai yang bisa digunakan kembali, dan kami menghabiskan waktu untuk teknologinya," imbuhnya.
General Motors sendiri mengatakan bahwa mereka sedang berinvestasi dalam proyek lithium Amerika Serikat yang bisa menjadi proyek terbesar di negara itu pada 2024. Hingga pihaknya bisa menjadi produsen mobil nomor satu Negeri Paman Sam. Juga peluang untuk ekspansi ke Australia.