Suara.com - Pembuat mobil Eropa terus berlomba untuk menghadirkan mobil listrik murah di negaranya sendiri. Strategi ini dilakukan akibat semakin banyaknya mobil listrik murah asal China yang merangsek masuk.
Melansir Nikkei Asia, mobil listrik mulai merajai penjualan berkat harga murah yang ditawarkan. Di Britania Raya, penjualan Morris Garage atau MG--kini dimiliki SAIC Motor China--mampu melampaui merek-merek Jepang seperti Honda dan Mazda pada Januari-Agustus 2021.
Bahkan di Norwegia, mobil listrik milik MG serta Polestar sering masuk daftar merek-merek terlaris. Dua merek lain, XPeng dan Nio, juga sudah mulai mendatangkan mobil listrik mereka untuk negara ini.
Sementara itu, Great Wall Motor, dalam International Motor Show di Munich, Jerman atau IAA Mobility 2021 mengumumkan rencana menjual mobil listrik Ora Cat mulai akhir 2021. Adapun harganya lebih murah di antara para pesaingnya, yakni 30 ribu euro (Rp 505,12 juta, dengan kursi 1 euro = Rp 16.837,47).
Baca Juga: Manfaatkan Aliansi, Mitsubishi Berhenti Kembangkan Platform Mobil?
Great Wall juga membeberkan keinginan untuk merilis setidaknya 10 model baru hingga 2025.
Kekinian, pabrikan otomotif Eropa sudah memperlihatkan respons mereka. Volkswagen , dalam pameran yang sama, mengintroduksi konsep ID Life.
Akan tetapi, mobil listrik kompak itu baru dijadwalkan resmi mengaspal pada 2025 dengan harga 20 ribu euro (Rp 336,74 juta).
Nominal ini lebih murah 30 persen daripada rata-rata harga mobil listrik yang dijual di sana saat ini.
Sementara Renault memperkenalkan Renault 5 Prototype yang rencananya meluncur sedikit lebih cepat yaitu pada 2024. Adapun target harganya di kisaran 20 ribu euro.
Baca Juga: Prospek Untung, Bridgestone Mulai Prioritaskan Stasiun Isi Ulang Kendaraan Listrik
Jika diluncurkan harganya diperkirakan akan berada jauh di bawah Renault Zoe yang sekarang dijual mulai dari 32 ribu euro (Rp 538,79 juta).