Suara.com - Menanggapi geliat mobil listrik di Indonesia, industri asuransi mulai menyediakan asuransi khusus mobil listrik. Salah satunya adalah PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia (Tugu Insurance), emiten anak usaha Pertamina.
Tugu Insurance, pada Jumat (17/9/2021) mengatakan telah bekerja sama dengan PT Hyundai Motors Indonesia (HMD), salah satu produsen mobil listrik utama di Tanah Air saat ini.
Tugu Insurance bersama HMD menghadirkan asuransi mobil listrik lewat produk T-drive. Dalam produk asuransi ini, nasabah bisa memilih jenis perlindungan New for Old untuk penggantian dengan mobil baru apabila terjadi kerusakan total dalam periode satu tahun.
Ada juga perlindungan Cover for Charging Protection, yaitu untuk cover charger. Semua perbaikan ini dilakukan di authorized workshop Hyundai.
Baca Juga: Pabrik Baterai Mobil Listrik di Karawang Diklaim Mampu Serap 1.100 Pekerja
Kerja sama dengan HMD ini merupakan salah satu bentuk dukungan Tugu Insurance terhadap industri mobil listrik Indonesia yang kini sedang berkembang cepat.
Hyundai saat ini memiliki dua jenis mobil listrik di Indonesia, yakni Ioniq dan Kona. Selain itu, Hyundai juga tengah merampungkan pabrik mobil mereka di Bekasi, Jawa Barat yang diharapkan akan mulai memproduksi mobil listrik di Tanah Air.
Sementara itu pada Rabu (15/9/2021) Presiden Joko Widodo baru saja meletakan batu pertama pembangunan pabrik baterai mobil listrik di Karawang Jawa Barat. Pabrik itu akan memasok baterai untuk mobil listrik Hyundai dan Kia di Indonesia.
Pabrik Baterai itu merupakan buah investasi empat perusahaan Korea Selatan, termasuk Hyundai dan LG serta holding baterai Indonesia yang terdiri dari Inalum, Aneka Tambang, PLN, dan Pertamina, induk usaha Tugu.
Mobil listrik diharapkan akan berkembang pesat di Indonesia karena pemerintah sedang gencar mengurangi emisi karbon. Indonesia telah menetapkan target pengurangan emisi sebesar 29% atau 41% dengan bantuan internasional pada 2030.
Baca Juga: Menteri Investasi Pastikan Mei 2022, Indonesia Bakal Punya Pabrik Mobil Listrik Hyundai
Mobil listrik menjadi salah satu strategi andalan pemerintah untuk mencapai target tersebut. Menurut Wakil Direktur Utama PT PLN Darmawan Prasodjo dalam siaran pers Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral pada 1 September lalu, mobil bensin yang menempuh jarak 10 km perjalanan memproduksi emisi CO2 sebesar 2,4 kg.
Sedangkan mobil listrik hanya menghasilkan emisi 850 gram untuk jarak yang sama. Emisi mobil listrik tersebut juga berasal dari pembangkit PLN. Pengurangan emisi ini tentunya selaras dengan SDG 13 Climate Action.
Tak hanya ramah lingkungan, mobil listrik juga lebih irit biaya. Satu liter bensin bisa menempuh jarak 10 km setara dengan 1 kWh listrik. Satu liter listrik juga dibanderol dengan harga Rp 9.000, sedangkan 1 kWh listrik hanya Rp 1.500.