Suara.com - Presiden dan CEO Toyota Akio Toyoda menyatakan prihatin terhadap perkembangan pesat sistem mengemudi otonom atau kendaraan swakemudi.
Hal ini disampaikannya setelah kejadian mobil otonom Toyota e-Palette menabrak seorang atlet asal Jepang saat gelaran Paralympic Games 2020 di Tokyo.
Insiden itu terjadi pada 26 Agustus ketika ksatu unit Toyota e-Palette menabrak atlet Jepang penyandang tunanetra, Aramitsu Kitazono di sebuah persimpangan. Sang atlet tidak terluka parah setelah tabrakan dalam kecepatan 1,6 km per jam. Akan tetapi mesti undur diri dari pertandingan judo Paralimpiade Tokyo 2021 pada Sabtu (28/8/2021) akibat luka memar.
"Saya rasa sama sekali tidak realistis bahwa mobil self-driving dapat berjalan normal di jalan biasa," papar Akio Toyoda, dikutip dari Carscoops. Saat itu ia mengucapkan permohonan maaf dan ditayangkan Toyota via kanal YouTube.
Baca Juga: Berlokasi di Utsunomiya, Honda Akan Uji Program Mobil Swakemudi untuk MaaS
Dalam tayangan itu Toyoda mempertanyakan tentang "lomba" di luar arena olah raga. Yaitu adu cepat carmaker dalam memproduksi kendaraan dengan sistem penggerak otonom penuh Level 5.
"Ada tekanan pada pembuat mobil untuk menjadi yang pertama merilis kendaraan Level 5. Tetapi saya telah mengatakan bahwa kita tidak boleh ikut-ikutan seperti itu (mengoperasikan mobil otonom level 5)," jelasnya.
Saat kejadian tabrakan dengan atlet, Toyota secara cepat menyelidiki kecelakaan Toyota e-Palette dalam Paralimpiade Tokyo 2020 dan membuat sejumlah perubahan sebelum melanjutkan pengoperasiannya.
Perubahan yang dilakukan adalah setiap kendaraan tanpa pengemudi dilengkapi pengemudi cadangan kedua. Selain itu, panitia Olimpiade dan Paralimpiade juga menambah jumlah pemandu di setiap persimpangan yang dilewati.
Dari pandangan yang disampaikan Akio Toyoda, itu bukan pertama kalinya ia memberikan pandangan kritis terhadap salah satu perkembangan terpenting dalam industri otomotif.
Baca Juga: Siemens Perkenalkan Sistem Pengisian Mobil Listrik Swakemudi yang Ramah Disabilitas
Awal tahun ini, Toyoda juga menyesalkan meningkatnya tren seputar kendaraan listrik dan menyatakan negerinya bakal kehabisan listrik di musim panas jika semua kendaraan di negara itu menggunakan listrik.