Suara.com - Bagi para pengusaha dan masyarakat di Provinsi Malaku, Pertamina membuka peluang untuk mendirikan usaha Pertashop di kawasan yang belum terjangkau Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Demikian dikutip kantor berita Antara.
"Pertamina memiliki Pertashop yang dapat dikembangkan oleh masyarakat, di mana layanan ini menyediakan kebutuhan BBM dan produk lainnya dengan kualitas dan keamanannya terjamin, memenuhi standar dan dilakukan dengan proses perizinan," jelas Sales Area Manager (SAM) Retail Maluku Pertamina MOR VIII Wilson Eddi Wijaya, Senin (13/9/2021).
Sebagai catatan, Pertashop adalah SPBU mini yang resmi bekerja sama dengan Pertamina. Harga yang dijual Pertashop juga sama dengan BBM yang dijual di SPBU Pertamina.
"Pasokan BBM juga rutin dipasok dari truk-truk tangki Pertamina. Selain itu, harga produk yang dijual juga setara dengan harga jual di SPBU, sehingga konsumen yang tinggal jauh dari SPBU tetap dapat menikmati BBM," lanjut Wilson Eddi Wijaya.
Baca Juga: Pesanan Hyundai Staria Capai 70 Unit, PT HMID Sebut Mapping Produk Agar Jadi CKD
Dijelaskannya, dua skema bisnis membuka usaha Pertashop yakni skema DODO (Dealer Owner Dealer Operate) di mana biaya investasi dan biaya operasional seluruhnya ditanggung mitra. Biaya yang diperlukan untuk investasi awal dan operasional sebesar Rp250 juta.
Skema kedua CODO (Corporate Owner Corporate Operate) atau biaya investasi dilakukan oleh Pertamina, sementara mitra hanya cukup mengeluarkan biaya untuk kebutuhan operasi. Biaya mencapai Rp80 juta.
Pertashop memiliki tiga kategori, yang membedakan dari segi kapasitas penyaluran, yaitu:
Kategori gold berkapasitas penyaluran 400L per hari dengan luasan lahan yang dibutuhkan yaitu 144 m persegi.
Kategori platinum kapasitas penyaluran 1.000L per hari dengan tangki penyimpanan 10 KL dan luas lahan mencapai 200 m.
Baca Juga: Rolls-Royce Cullinan Jemput Bebek Mallard Tanpa Induk untuk Tinggal di Lokasi Seru
Kategori diamond berkapasitas 3.000L per hari, memiliki tangki penyimpanan 10 KL, luas lahan 500 m.
"Mari kita manfaatkan peluang dengan nilai investasi tidak lebih dari Rp300 juta, dengan lokasi yang mudah dijangkau dan memudahkan masyarakat mendapatkan energi lebih baik," pungkas Wilson Eddi Wijaya.