Transaksi Tol Nirsentuh Mulai September, BPJT Targetkan Implementasi Bertahap

Jum'at, 10 September 2021 | 07:00 WIB
Transaksi Tol Nirsentuh Mulai September, BPJT Targetkan Implementasi Bertahap
Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) mengimplementasikan sistem pembayaran jalan tol ke sistem pembayaran tanpa tap in atau yang lebih populer disebut MLFF (Multi Lane Free Flow) atau transaksi tol nirsentuh mulai September [BPJT]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) mengimplementasikan sistem pembayaran jalan tol ke sistem pembayaran tanpa tap in atau yang lebih populer disebut MLFF (Multi Lane Free Flow) atau transaksi tol nirsentuh mulai September. Implementasinya akan dilakukan bertahap sehingga nantinya semua ruas jalan tol memberlakukan sistem sama.

Dua hari lalu (8/9/2021), Insitut Studi Transportasi (INSTRAN) bekerja sama dengan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), melaksanakan Diskusi Publik bertema "Reformasi Sistem Transaksi Tol sebagai Upaya Meningkatkan Pelayanan Kepada Pelanggan".

Turut hadir dalam Diskusi Publik ini adalah Prof. Dr. Danang Parikesit, Kepala Badan Pengusaha Jalan Tol (BPJT); Apep MK Noormansyah, mantan Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (DKSP BI), Krist Ade Sudiyono, Sekjen Asosiasi Jalan Tol Indonesia (ATI), Resdiansyah, Ph. D, ITS (Intelligent Transport System) Indonesia, Sudaryatmo, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) dan Emil Iskandar, Project Manager Supply Chain and Business Relation, PT Roatex Indonesia Toll System (RITS).

Ilustrasi, uji coba gardu tol khusus pengguna aplikasi sistem transaksi single lane free flow bernama FLO di Gerbang Tol Cengkareng, Jakarta [Dokumentasi Jasa Marga via ANTARA].
Ilustrasi, uji coba gardu tol khusus pengguna aplikasi [Dokumentasi Jasa Marga via ANTARA].

Kepala BPJT, Danang Parikesit mengatakan bahwa MLFF memiliki banyak manfaat. Di antaranya dapat menghilangkan kemacetan di gerbang tol. Pasalnya tidak terjadi antrean kendaraan saat melakukan transaksi pembayaran.

Baca Juga: Rayakan Ulang Tahun Charles Stewart Rolls, Perusahaan Ini Lakukan Seremoni Keliling London

Penerapan ini juga mengurangi polusi dan emisi karbon, serta mendukung digitalisasi pembayaran. Yaitu dengan membuka seluruh opsi pembayaran yang dapat dipantau secara realtime, hingga efisiensi biaya operasional tol dengan jaminan penerimaan 100 persen pendapatan tol.

"Sistem tersebut dapat menghemat waktu 30 detik hingga 5 menit yang biasanya digunakan untuk bertransaksi di gerbang tol dan mengurangi emisi hingga 35 perse," ujar Danang Parikesit.

Untuk kerja sama terkait MLFF ini, BPJT bekerja sama dengan PT Roatex Indonesia Toll System (RITS). RITS akan segera meluncurkan aplikasi yang menggunakan teknologi MLFF berbasis Global Navigation Satellite System (GNSS) untuk pengendara terkait implementasi transaksi tol non tunai nirsentuh.

Menurut Emil Iskandar, Project Manager Supply Chain and Business Relation, PT Roatex Indonesia Toll System (RITS), proses transaksi (untuk masuk jalan tol) dilakukan melalui aplikasi khusus. Dengan memanfaatkan konektivitas telepon pintar (smartphone) dan satelit, maka nantinya palang dan gerbang tol tidak lagi diperlukan.

"Pengguna dapat masuk keluar jalan tol tanpa hambatan dan tarif tol nantinya akan terpotong otomatis dari saldo pengguna melalui aplikasi yang berfungsi sebagai On Board Unit (OBU) elektronik atau e-OBU saat melewati sensor pada akses masuk tol," paparnya.

Baca Juga: Sedang Diuji Coba, Google Maps Siapkan Fitur Estimasi Biaya Tol

Selanjutnya, penerapan MLFF akan menggunakan teknologi Global Navigation Satellite System (GNSS) untuk mengenali dan menentukan posisi kendaraan yang masuk ke jalan tol.

Selaku pelaksana, PT RITS sendiri menyatakan sudah mendesain koordinat-koordinat tol, ketika pengguna melintas akan terjadi map matching (mendeteksi pengguna tol).

Sistem transaksi non-tunai berbasis MLFF menjadi salah satu inovasi baru melalui sistem pembayaran nirsentuh diyakini dapat menciptakan suatu efisiensi, efektivitas, aman, dan nyaman dalam penerapan sistem pembayaran jalan tol di Indonesia.

Mewakili suara konsumen, Sudaryatmo dari Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menyatakan bahwa pengaduan konsumen jalan tol yang masuk ke YLKI sangat kecil. Biasanya yang masuk adalah karena tingkat dampaknya sangat dahsyat.

"Banyak konsumen berharap dengan menggunakan jalan tol, mereka akan mendapatkan rasa keadilan, aman, nyaman, menekan biaya operasi (perjalanan) lebih murah dah biaya operasi lebih murah," paparnya.

YLKI berharap nantinya, pengguna jalan tol dapat menikmati layanan tol sesuai dengan kewajiban mereka membayar tol dengan sistem tanpa sentuh.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI