Suara.com - Dalam pameran otomotif dan mobilitas IAA Mobility 2021 di Munich, Jerman, chip semikonduktor menjadi salah satu topik seru. Pasalnya, kondisi kekurangan pasokan komponen ini telah menghentikan lini produksi mobil.
Di antaranya Ford dan General Motors yang membatasi produksi karena kelangkaan chip. Kemudian Toyota akan memangkas produksi 40 persen di seluruh dunia pada September. Renault Samsung menangguhkan produksi, senada Nissan dan masih banyak carmaker lain.
Dikutip kantor berita Antara dari The Wall Street Journal, Pat Gelsinger, Chief Executive Officer atau CEO Intel dalam IAA Mobility 2021, Selasa (7/9/2021) menyatakan bahwa bisnis pembuatan chip perusahaannya telah menjaring pelanggan potensial di Eropa, termasuk perusahaan otomotif.
Ia memperkirakan bahwa pasar chip mobil akan meningkat lebih dari dua kali lipat di akhir dekade ini. Menurutnya, semikonduktor akan menyumbang lebih dari 20 persen dari biaya material bagi mobil segmen premium baru, atau naik dari 4 persen pada 2019.
Baca Juga: IAA Mobility 2021: BMW i Vision Circular Berbahan Daur Ulang, BMW i4 M50 Sarat Performa
Sehingga, pasar keseluruhan untuk chip mobil diperkirakan akan berkembang menjadi 115 miliar dolar AS (Rp 1,6 kuadriliun) pada dekade berikutnya. Dengan kata lain, meningkat lebih dari dua kali lipat dibanding saat ini.
Karena itu, Intel berencana membangun fasilitas pembuatan chip baru di Eropa hingga 95 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp1,3 kuadriliun demi menambah kapasitas manufaktur pada saat krisis pasokan chip global.
"Era baru permintaan semikonduktor yang berkelanjutan ini membutuhkan pemikiran yang berani dan besar," papar Pat Gelsinger di ajang IAA Mobility 2021.
Salah satu pesaing Intel, Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC) tahun ini menyebutkan akan menghabiskan rekor 100 miliar dolar AS (Rp1,4 kuadriliun) selama tiga tahun ke depan untuk meningkatkan kapasitas produksi.
Sedangkan Samsung di bulan lalu mengatakan pihaknya berencana meningkatkan investasi sepertiga dari 205 miliar dolar AS (Rp 2,9 kuadriliun) selama tiga tahun ke depan, sebagian bertujuan memimpin penjualan chip.
Baca Juga: IAA Mobility 2021: BMW Group Tunjukkan Komitmen Kurangi Emisi CO2 Kendaraan
Intel mengatakan perusahaan sedang merencanakan dua pabrik chip di lokasi baru di Eropa dan berpotensi memperluasnya lebih jauh dengan meningkatkan total investasi selama sekitar satu dekade hingga 80 miliar euro (Rp 1,3 kuadriliun).
Fasilitas ini diperkirakan akan memenuhi permintaan chip semikonduktor bagi kebutuhan komputer, mobil, dan gadget yang belakangan melonjak.
Rencananya, produksi semikonduktor Intel tidak hanya untuk keperluan perusahaan sendiri tetapi perusahaan lain. Seperti raksasa ponsel Qualcomm dan penyedia komputasi clouds Amazon.
Pat Gelsinger memulai penambahan dua pabrik pada Maret di Arizona dengan biaya 20 miliar dolar AS (Rp 285 triliun) dan menambahkan upaya perluasan senilai 3,5 miliar dolar AS (Rp 49 triliun) di New Mexico.
Sedangkan lokasi baru pembuatan chip di Eropa mampu menampung hingga delapan pabrik, kata Pat Gelsinger. Intel juga berencana untuk menambah lokasi pabrik baru di Amerika Serikat di akhir tahun.