Harga Mobil Listrik Terjangkau Jika SPKLU Semakin Banyak

Liberty Jemadu Suara.Com
Rabu, 01 September 2021 | 01:29 WIB
Harga Mobil Listrik Terjangkau Jika SPKLU Semakin Banyak
Petugas menaruh kontak tusuk ke kendaraan untuk melakukan pengisian daya di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di Kawasan MT. Haryono, Jakarta Selatan, Rabu (11/8/2021). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Badan Kejuruan Teknik Industri Persatuan Insinyur Indonesia (BKTI-PII), I Made Tangkas, mengatakan harga kendaraan listrik (electric vehicle / EV) terutama mobil listrik bisa turun dan lebih bersaing melalui kehadiran sejumlah infrastruktur pendukung ekosistem EV seperti Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU).

"Teknologi kendaraan listrik ini masih mahal. Mudah-mudahan dengan pelayanan charging station ini bisa diberikan harga yang murah dan bersaing, serta juga menjadi faktor ekonomi bagi masyarakat Indonesia," kata I Made dalam jumpa pers daring, Selasa (31/8/2021).

"Ini yang menurut saya sangat penting. Karena selain zero emission, kita juga melihat bagaimana pemakaian dengan harga terjangkau ini menjadi penting bagi masyarakat," ujar pria lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) itu menambahkan.

Presiden Institute Otomotif Indonesia dan Founder sekaligus CEO IBIMA itu mengatakan, terdapat beberapa poin lainnya dalam menyikapi kehadiran Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) di Indonesia.

Baca Juga: Moeldoko : Mengatasi Polusi Kendaraan Adalah dengan Mobil Listrik

Pertama, menurutnya bisa dilihat dari kesiapan regulasi pemerintah yang sifatnya dari hulu ke hilir.

"Dari end-to-end, hulu ke hilir, ini sudah harus disiapkan material, perakitan, baterai, motor, hingga pelayanan ke pelanggan. Peraturan dan standar harus disiapkan," katanya.

Selanjutnya, adalah bagaimana edukasi dan sosialisasi kepada pelanggan. Menurut I Made, sosialisasi dan edukasi sangat penting, mengingat kendaraan listrik mengusung banyak teknologi baru yang mungkin masih asing bagi masyarakat kebanyakan.

Poin berikutnya adalah rantai pasok yang perlu digerakkan pula dari hulu ke hilir.

"Bicara tentang TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri), ini adalah bagaimana perannya ikut mensejahterakan masyarakat Indonesia melalui produk buatan dalam negeri. Ini menjadi penting sehingga bisa kita dukung aplikasi EV ini menjadi sesuatu yang bermanfaat nyata bagi masyarakat," paparnya.

Baca Juga: Moeldoko Serahkan Bus MAB: Mobil Listrik Jawaban untuk Perubahan Lingkungan

Sementara itu Chief Operational Officer Hyundai Gowa, Sigit Wahyu Anggoro mengatakan, pihaknya bersama pemerintah Indonesia sudah melakukan kerja sama untuk melakukan produksi baterai listrik di Indonesia, yang rencananya akan mulai berproduksi di tahun 2024.

"Dengan harga yang makin terjangkau, pengguna semakin banyak, otomatis itu akan semakin memperbesar ekosistem kendaraan listrik itu sendiri, dan target pemerintah akan 2,2, juta mobil listrik di 2030 akan makin mudah tercapai," kata Sigit. [Antara]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI