Sesaat kemudian, pengusaha kosmetik ini keluar dari kediamannya dan masih ditunggu oleh oknum-oknnum tersebut.
![Ilustrasi lahan parkir. [Shutterstock]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2017/10/08/65580-lahan-parkir.jpg)
"Aku tanya mau apa, sudah ngobrol baik-baik, lalu mereka menyingkir pindah ke warung depan tokoku," lanjutnya.
Ia juga bercerita bahwa selama dua jam tersebut, sekelompok orang ini rupanya mengusir pelanggan toko. Sang pemilik toko ini sempat memarahi orang tersebut dan merekam mereka, hingga orang-orang ini pulang.
"Tidak lama kemudian, mereka kembali dengan membawa 20 orang, menutup akses masuk toko, nyaris memukul adikku,"
Kerumuman ini pun bertambah hingga 40 orang, pengusaha ini pun mengalah.
"Padahal tokoku kecil, selama PPKM omzet turun drastis. Sedihnya mereka gitu karena rasis, dari awal mereka sudah mengatai etnis saya," pungkasnya.
Bikin sedih, curhatan pengusaha ini rupanya menuai simpati dari warganet, seperti pada beberapa komentar berikut ini.
"Mari kita budayakan tidak bayar parkir kalau tidak ada karcis resmi Pemda/Pemkot atau kawasan parkir resmi. Awalnya juga takut lama-lama juga cuek," kata @wgs***.
"Kalo mbaknya baca tweetnya, mending tutup dulu 1-2 minggu biar mereka nggak ada penghasilan," tulis @nand***.
Baca Juga: Ketakutan Lihat Konvoi Dikira Geng Motor, S Ceburkan Diri dan Tewas di Kali Ciliwung
"Penyakit, penyakit, ckckck," kata @teoo***.