Suara.com - Krisis chip semikonduktor terus memberikan dampak terhadap industri otomotif global. Yaitu terjadinya gangguan atas lini produksi mobil yang tengah berjalan.
Dampaknya tentu akan berimbas terhadap penjualan. Terbaru, produksi mobil di Britania Raya dilaporkan anjlok hingga 37,6 persen pada Juli 2021.
Selain itu turunnya penjualan juga diakibatkan dari sejumlah pabrik yang berhenti beroperasi. Sepanjang Juli hanya ada 53.438 unit mobil yang diproduksi di Negeri Ratu Elizabeth II.
Berdasarkan data Society of Motor Manufacturers and Traders (SMMT), telah terjadi penurunan produksi untuk pasar dalam negeri sebesar 38,7 persen atau 8.233 unit dan penurunan produksi untuk pasar ekspor mencapai 37,4 persen atau sejumlah 45.205 unit.
Baca Juga: Turun di Rebelle Rally, Livery Mitsubishi Outlander 2022 Hormati Jutta Kleinschmidt
Sedangkan 26 persen yang dibuat pada Juli merupakan mobil listrik atau hybrid.
"Situasi ini adalah kondisi sulit yang sedang dihadapi industri mobil di Britania Raya. Bahkan belum ada tren yang mengindikasikan krisis chip akan mereda," ujar Mike Hawes, Chief Executive of SMMT, dikutip dari laman AutoExpress.
Untuk itu, Hawes berharap pemerintah negaranya dapat membantu untuk menangani hal ini dengan melanjutkan penanganan pandemi COVID-19.
Sejak awal tahun hingga Juli 2021, industri mobil di seluruh Britania Raya tercatat sudah memproduksi kendaraan roda empat sejumlah 552.361 unit.
Jumlah ini terpantau masih mengalami penurunan sebanyak 28,7 persen dibandingkan periode yang sama di 2019 dengan jumlah produksi mencapai 774.760 unit mobil.
Baca Juga: Mate Rimac: Juara Inovasi Teknologi Sejak Remaja, Kini di Bugatti Jadi Bos Termuda